Sabtu, 30 Desember 2017

Kamu, Lagi - (Puisi)

Kamu, Lagi

Karya Sr. Azzahra

Ini tentang kamu, lagi
Mengisahkan kamu, lagi
Begitu juga karya-karyamu, lagi
Iya kamu, lagi


Hebatnya kamu,
Membuka jendelaku menatap dunia aksara
Terhirup aroma-aroma diksi penuh makna
Diksi yang terangkum dalam karya


Tentu saja kamu,
Diksi yang terangkum itu kisahmu
Sebuah karya yang buatku terpacu
Agar selalu berdetak duniaku


Singkatnya, aku berdetak dengan karyamu,
Karyamu ada dari kisahmu,
Kisahmu ada karenamu,
Dan karenamu, aku berdetak di dunia aksara



Depok
28 Januari 2017

- - - - - - -

Ciluk? Baaaaa!

Hayo kaget gak? Pasti gak, iya Sarah tau kok. Maaf ya update dulu puisi di blog, udah lama yakan Sarah gak update puisi.

Oh iya lupa, Sarah belum ngasih salam.

Assalamualaikum semuaaaaa~

Nanti kalau sempat dan Sarah begadang, ada update baru juga kok tentang "Mahasiswa Tingkat Akhir". Sengaja gak ngejanjiin update, takut dibilang PHP - pemberi harapan palsu.

Tau gak? Jalanan ramai banget loh di luar, walaupun tadi sore diguyur hujan (daerah Sumedang dan sekitarnya).

Gak pada dingin gitu yang kumpulan bareng teman-teman geng motornya? Oh iya, gak dingin lah. Namanya kumpul bareng teman, suka mendadak hangat gitu berasanya, meskipun hanya obrolannya yang hangat.

Tapi seramai apapun jalanan, tetap gak ada yang bisa meramaikan kesepian yang Sarah rasa malam ini. Ups.

Aw, curhat tuh kan Sarah?

Gak deng, gak curhat, itu sekilas info aja hahaha. Selamat malem mingguan rekan-rekan pembaca.

See you!

Wassalamualaikum

Sabtu, 02 Desember 2017

Mahasiswa Tingkat Akhir - Dilema

Assalamualaikum

Yuhu. Yey. Yaps akhirnya Sarah kembali, aneun ya sama Sarah?

Gak aneun?

Yaudah gapapa kok, gak maksa.

Tapi, Sarah yang kangen bisa nulis di blog, apalagi sambil curhat-curhat manja hahaha. Berhubung sekarang Sarah lagi sibuk-sibuk gak jelas di kampus, jadi maaf ya kalau Sarah jarang posting. Udah tau dong Sarah sibuk apa?

Nah, kalau misalkan ada yang belum tau, baca dulu dong kalian dipostingan Sarah sebelumnya. Langsung di klik aja kalau emang rekan-rekan belum baca postingan sebelumnya; Halo. Oke ya? Oke dong, lumayan bisa nambah-nambah jumlah viewers, syukur-syukur bisa nambah wawasan buat rekan-rekan pembaca.

Dipostingan sekarang, yang ini nih, tau kan ya Sarah sedang di posisi menjadi mahasiswa tingkat akhir tapi sayang buat kamu gak pernah berakhir, eh hahaha. Maka dari itu, Sarah kasih tema "Mahasiswa Tingkat Akhir" yaps untuk postingan sekarang dan beberapa postingan selanjutnya.

Cus langsung yuk ah!

Kenapa coba judulnya "Dilema"? Karena ya emang lagi dilema. Menurut KBBI, dilema itu memiliki makna bahwa seseorang sedang berada di situasi yang sulit dan membingungkan.

Awal bisa dilema tuh karena kemarin pagi, pas lagi jalan pulang dari pasar mau ke rumah nenek, Sarah ngelewatin tukang odong-odong. Nah ada lagu anak-anak yang penggalan baitnya tuh kaya gini nih;

"Kalau adik, dapat kawan baru sayang, kawan yang lama dilupakan jangan . . ."

Singkat gitu doang, bikin dilema yang besar. Semakin diulang-ulang penggalan lagu itu, makin menggebu-gebu dilema di hati.

Apa coba yang bikin dilema?

Setelah dengar penggalan lagu itu, Sarah keingetan sama teman-teman di kampus; lebih khususnya sih yang memang lebih sering bareng-bareng sama Sarah, siapa coba? Ya kalau emang ngerasa sering bareng Sarah, pasti ngerti kok siapa aja he he he.

Keingetan gimana sih, Sar?

Keingetan aja, sebentar lagi Sarah dan teman-teman di kampus mulai asing karena tidak adanya perkuliahan. Asing untuk sebuah pertemuan. Asing untuk saling memberi senyuman. Yap, masing-masing akan merasa terasingkan, nantinya.

Keingetan juga, kalau setiap detik yang berlalu beberapa hari kemarin, pas Sarah bareng mereka, masih bisa asik ketawa bareng-bareng, masih ada kebersamaan yang hangat, masih bisa kumpul dan bercerita.

Terus keingetan kalau kebersamaan yang sudah terjalin di tiga tahun terakhir, bisa jadi segera berakhir. Bukan berakhir karena memang diinginkan untuk berakhir, tetapi berakhir karena perkuliahan untuk menggapai gelar sarjana akan segera berakhir. Semua berakhir atas izin-Nya, sebagaimana awal pertemuan dan kebersamaan Sarah dan teman-teman yang tidak dijadwalkan.

Singkatnya sih dengan penggalan lagu itu, Sarah menitipkan pesan untuk teman-teman di kampus seperti isi penggalan lagu tersebut.

Memang, masih banyak proses yang belum terlewati, karena Sarah pengen proses itu bisa bareng-bareng dilewati sebelum perkuliahan benar-benar berakhir. Meski kata orang-orang, "tingkat akhir lebih berasa asing karena jalan sendiri-sendiri", seenggaknya Sarah ingin mencoba mematahkan argumen orang-orang diluar sana.

Gini-gini amat ya dilema si mahasiswi tingkat akhir.

Mau lulus diawal waktu tapi belum siap ngerasa asing tanpa teman-teman dan tanpa rutinitas kampus. Ditambah banyak proses A sampai Z yang sejujurnya mulai lelah dilalui kalau seorang diri. Ditambah tuntutan zaman yang lebih sering menilai sukses dengan rupiah.

Mau lulus tepat waktu tapi diri pengen bisa ngebanggain diri sendiri dengan lulus diawal waktu.

Mau lulus lebih dari waktu yang semestinya, itu gak ada dalam rencana hidup ke depan.

Susah ya kalau semua dipikirin, untung aja Sarah sekarang bisa nulisin apa yang dipikirin, jadi gak ngerasa susah-susah amat. Berkurang lah seenggaknya setetes beban hidup sebagai mahasiswa tingkat akhir.

Maafin Sarah kalau terlalu umum dan kesana kemari nyeritain dilema yang lagi dirasa. Maafin juga, kalau Sarah terlalu berlebihan memaknai kebersamaan tiga tahun terakhir, semua itu terjalin memang karena rasa sayang. Sengaja diumbar-umbar, biar tau kalau Sarah itu penyayang. Sombong gapapa dong? Eh hahaha.

Terima kasih. Pokoknya terima kasih. Sekali lagi, terima kasih.

Semoga curhatan ini bisa menjadi jembatan untuk silaturahmi antara Sarah dan rekan-rekan pembaca. Sampai jumpa ditulisan selanjutnya, jika ada izin-Nya buat Sarah curhat lagi di blog.

Dadah!
Wassalamualaikum

Minggu, 15 Oktober 2017

Halo

Assalamualaikum semuaaaaa!

Iya semua, yang di Bandung, yang di Bogor, atau bisa juga yang di Jakarta, eh atau lagi pada di rumah aja kaya Sarah?

Sehat kan sehat? Sarah kangen bisa "nulis santai" kaya gini, ya walaupun yang baca tulisannya juga cuma satu - dua orang, hiks.

(Nulis santai; ungkapan Sarah untuk kegiatan nulis di blog, yang kadang menjurus ke curhat dan menyalurkan hobi nulisnya tanpa dibantu teori dari buku namun kadang dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi maupun latar belakang cerita orang lain)

Oh iya, rekan pembaca apa kabar? Terlalu lama dianggurin ya kayanya sama Sarah, apalagi tampilan blognya "bulukan". Udah sebulan lebih gak ada postingan. Masih mau tapi jadi pembaca setia blog saraphaaan?

Harus mau dong! Yaa yaaa yaaaa, maksa ini sih Sarahnya hahaha.

Dipostingan kali ini, bakal diusut Sarah sibuk apa sih sampai gak ada waktu buat "nulis santai". Bukan gak ada waktu, emang Sarah aja yang gak bisa ngatur waktu lebih greget. Dan, sengaja judul postingan sekarang cuma "Halo", biar sesuai sama keadaan aku kamu yang udah lama gak tegur sapa. Eh keadaan Sarah sama rekan pembaca maksudnya hahaha.

And now, mulai usut Sarah sibuk apa?

Hem, sebelumnya izin minta maaf karena terlalu lama nganggurin. Dimaafin ya rekan pembacakuh hehe. Oke langsung lanjut ya, Sarah mau cerita sedikit sebulan lebih kemana aja dan ngapain aja.

Kalau kepo, lanjut bacanya. Kalau gak kepo, ya tetep lanjut bacanya dong, sayang. Ups.

- - - - - - -

Kemana aja?

Sarah kemana-mana. Kadang pulang ke rumah di Bogor. Pernah pulang ke rumah nenek di Sumedang. Pernah diem aja di kosan, gak kemana-mana. Yang pasti kalau hari-hari biasa, Sarah bolak balik ke kampus buat kuliah.

Ngapain aja?

Sarah kuliah, udah jelas sih itu karena di semester tujuh sekarang masih ada tujuh mata kuliah yang perlu dituntut ilmunya. Ditambah mata kuliah berbobot praktik, yang suka gak suka, merenggut waktu lebih banyak di luar waktu kuliah yang ada.

Sarah juga lagi persiapan SUPS (Seminar Usulan Proposal Skripsi). Di SUPS itu tuh, Sarah banyak nulis tapi gak nyantai, karena yang di tulis proposal skripsi, yang perlu banyak teori dan pilihan kata ilmiah yang sesuai. Bikin mumet kalau boleh jujur.

Kalau mau tau proposal skripsi itu apa? Sarah bahas dipostingan khusus tentang "wisuda", gak janji tapi ya. Nanti dosa kalau Sarah janji tapi gak ditepatin.

Di semester sekarang juga, Sarah ikut kursus persiapan TOAFL. Ini bikin mangap berlebihan, karena sejujurnya masih gak ngerti cara belajar Bahasa Arab yang diajarkan. Belum lagi bentuk tulisan yang beda, makin berasa dah sensasi belajarnya yang sedikit menguras pikiran.

Selain kursus, Sarah juga ada bimbingan tahfidz juz 30. Di bimbingan ini, dipersiapkan jiwa dan mental calon wisudawan dan wisudawati biar mantap kalau nanti sidang tahfidz, menurut Sarah sih itu.

Terakhir kayanya ini, Sarah sibuk mempersiapkan nikah. Eh bukan hahaha, Sarah lagi mempersiapkan kegiatan di organisasi daerah dan di organisasi jurusan. Persiapannya pasti bareng panitia yang lain, gak mungkin sendirian. Jadi, ada jadwal tambahan buat rapat biar kegiatannya sukses.

- - - - - - -

Cukup. Sarah mulai ngantuk. Lucu tau kalau Sarah ngantuk, tapi bohong hahaha.

Terima kasih sudah baca sampai sini. Terima kasih sudah membiarkan Sarah curhat kesana kemari. Dan terima kasih untuk segalanya.

Jaga kesehatan. Ingat keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat yang selalu mendambakan kebersamaan. Maka dari itu, dijaga kesehatan biar tetap terjalin kebersamaan.

Sampai jumpa lagi, nanti.

Wassalamualaikum semuaaaa.

Selasa, 12 September 2017

KKN Sisdamas 2017 - Chapter 5

Assalamualaikum

Huah tiga minggu lebih ya. Maaf, entah butuh berapa kali maaf biar dimaafin. Sarah gak bisa komitmen buat nulis tiap hari minggu selama KKN dan sekarang KKN-nya juga sudah selesai.

Sarah jelasin dikit ya biar meredakan kecewa rekan-rekan pembaca. Alasan pertama, di minggu ketiga KKN setelah acara lomba 17-an kenapa gak update blog?

Sarah sibuk kumpulin data untuk laporan individu KKN. Setelah ke kumpul, mood Sarah untuk nyusun gak ada. Jadi lah di hari Minggu itu mau nulis di blog tapi kepikiran laporan KKN dan akhirnya belum jadi nulis.

Lalu alasan kedua, di minggu terakhir KKN kenapa gak update blog?

Karena sibuk acara puncak 17-an yang berisi penampilan bintang tamu sekaligus penutup untuk kelompok KKN 233 di RW 12 Desa Sariwangi. Full acara dari hari Minggu pagi sampai malam, lumayan kan tuh.

Dan alasan ketiga kenapa gak nulis di satu minggu setelah KKN yaitu Sarah baru medarat di Bandung jam 19.30 dan itu sesak karena bau ketek di angkot yang kena macet. Selain itu, ya karena sudah mulai keganggu antara nyusun laporan individu dan laporan kelompok KKN ditambah ada tugas yang harus dikumpulin.

Terima kasih bisa terima alasan-alasan Sarah yang mungkin gak mudah diterima begitu saja. Sarah mohon izin menutup chapter ini sebagai akhir dari rangkaian tulisan selama KKN Sisdamas 2017. Semoga memberikan kesan baik bagi rekan-rekan pembaca.

Sampai jumpa di tulisan-tulisan berikutnya!
Wassalamualaikum

Minggu, 20 Agustus 2017

KKN Sisdamas 2017 - Chapter 4

Assalamualaikum

Sarah cape ih, cape badan, tapi senang. Yey! Tau gak senang karena apa? Karena hari ini Sarah pergi ke tempat yang segar-segar. Tempat wisata air panas Cipanas Nagrak di daerah Lembang.

Gak usah dilanjut ya cerita jalan-jalan hari ini, takut pada kepengen kesana tapi Sarah gak bisa ngarahin jalannya. Jadi sekian dan terima kasih.

- - - - - - -

Sarah ajak bercerita seminggu ini aja ya selain hari ini, oke?

Yang pastinya, sibuk ngegerakin badan buat lomba-lomba tujuh belasan. Jangan tanya lomba apa aja, karena banyak banget. Selain lomba, ada juga rangkaian acara tujuh belasan lainnya.

Contohnya, upacara tujuh belasan, karnaval, pawai obor, dan banyak dah. Ya acara di desa, ya acara di RW, ya acara di Madrasah Ibtidaiyah (MI; sekolah Islam setingkat SD) pokoknya sibuk. Sebisa mungkin Sarah ikut berpartisipasi, meskipun diluar dari rangkaian fokus KKN Sisdamas.

Malam Kamis, 16 Agustus 2017, ada pawai obor di RW 12. Ramai, mau lihat foto dan videonya? Nih Sarah kasih




Di upacara tujuh belasan, Sarah punya foto-fotonya nih. Tapi ya foto-foto narsis pas di lapangan, he he he



Selain upacara, Sarah ikut partisipasi lomba loh! Biar panjang-panjangin tulisan, Sarah mau sombong ah ikut lomba apa di tempat KKN.

First, anak KKN tuh sebenernya diajak futsal cewek-ceweknya. Berhubung yang minat cuma Sarah, yowes Sarah gabung futsal bareng ibu-ibu. Dan hasilnya, menang!

Nih fotonya nih!


Selanjutnya, di hari Kamis tanggal 17 Agustus, ada lomba kedua yang Sarah ikutin dan itu tuh rada ngedadak, sehingga hasilnya pun tak sesuai ekspetasi. Kata lainnya sih, kalah. Tak apalah, ikut berpartisipasi di lokasi KKN, kapan lagi ya kan?

Lomba apa coba yang ngedadak diikutin? Lomba tarik ulur hati, et bukan! Lomba tarik tambang maksudnya. Pas lomba sih semangat, tapi pas selesai lomba, jeng jeng! Badan ngilu, tangan kanan kaya mati rasa dan gak bisa dijelasin dah sakitnya tuh kaya apa.

Di hari Jumat malam, Sarah ada kegiatan rapat bersama karang taruna dan pak RW untuk membahas rangkaian acara tujuh belasan di RW yaitu bazar. Acara bazar ini dimulai hari Sabtu sore. Agak mendadak juga sih ya, tapi berhasil terlaksana loh! Yuhuu!

Oh iya, Sabtu paginya kelompok 233 KKN Sariwangi langsung bantuin lomba di MI Jeungjingrigil. Lancar jaya, mantap soul, lomba-lombanya sukses! Selesai lomba, diajak ngeliwet bareng guru-guru MI. Fotonya ada nih!


Eh iya, ngomong-ngomong tangan Sarah yang abis diikutkan lomba tarik tambang masih sakit, padahal udah dua hari berlalu san akhirnya beli obat setelah konsultasi sama papa. Bersyukur, esoknya, tepatnya hari Minggu, tangan kanan Sarah sudah mendingan. Yey!

Minggu pagi di Desa Sariwangi ada lomba jalan sehat. Mantips (baca: mantap) dah seragam jalan santainya. Dan lebih mantips lagi pas dengar beberapa yel-yel yang bikin goyang.

Masing-masing RW mengirimkan tim jalan santai. Ada yang beranggotakan ibu-ibu kader, beranggotakan aa-aa dan teteh-teteh karang taruna, bahkan anak-anak juga ada. Banyak sih video-videonya, mau lihat? Sarah coba upload deh ya!



Selesai sudah rangkaian acara tujuh belasan di minggu ini yang ada di Desa Sariwangi, RW 12 Desa Sariwangi dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jeungjingrigil Desa Sariwangi. Sarah pamit undur diri ingin obob (baca: bobo).

Selamat beristirahat rekan-rekan pembaca. Semoga tidur nyenyak yay!

See you! Wassalamualaikum

Minggu, 13 Agustus 2017

KKN Sisdamas 2017 - Chapter 3

Assalamualaikum

Met malem rekan-rekan pembaca, Sarah telat update nih. The power of "sibuk gak jelas" jadi pegang hp juga gak fokus.

Minggu kedua KKN sudah dapat apa ya? Oh iya, dapat bosan. Loh? Iya bosan, gak ada hijau-hijau di tempat KKN nya. Hiks.

Cengeng ya Sarah, masih aja belum bersyukur bisa KKN gak jauh-jauh ke Banjar. Coba kalau jauh? Ya makin asyik sebenernya kalau mau main hahaha.

Sarah di minggu kedua ini sedang melaksanakan pemetaan sosial. Meskipun secara penglihatan normal Sarah, keadaan tempat KKN ini baik-baik saja tapi belum tentu menurut warga RW 12 juga baik. Maka dari itu, pemetaan sosial diperlukan untuk mengetahui posisi penting yang ada di tempat KKN, seperti; Pusat pendidikan ada dimana saja? Pusat keagamaan di masjid mana? Atau kegiatan ekonomi apa yang menunjang kesejahteraan masyarakatnya? Bahkan dari pemetaan bisa terlihat posisi masalah dan potensi yang ada di lokasi KKN.

Sambil melakukan pemetaan, Sarah sering nongkrong di warung karang taruna. Selain katanya warung itu milik bersama anggota karang taruna, warung itu juga jadi basecamp nya karang taruna. Mau liat warungnya? Sarah kasih fotonya nih!


Mantips teu? (baca: mantap gak?), pasti mantips lah. Dengan lima ribu jajan disitu, bisa kenyang. Ayo, main-main ke tempat KKN Sarah yang katanya nanggung; dibilang kota tapi masih ada masyarakat pribuminya, dibilang kampung tapi lumayan banyak masyarakat pendatangnya, singkatnya ya "Diskotik" - "Disisi Kota Saeutik".

Hem apalagi ya? Cukup dulu gapapa cerita minggu kedua ini? Sarah ngantuk, seriusan. Iya seriusan, lagi pengen diseriusin gitu. Loh?

Next, paling cepat minggu depan berlanjut lagi kok. Janji nih! Selamat malam rekan pembaca kalau memang dibacanya malam dan selamat istirahat. Semoga bisa tidur nyenyak, terus mimpiin Sarah deh hahaha.

See you! Wassalamualaikum

Senin, 07 Agustus 2017

KKN Sisdamas 2017 - Bonus Chapter

Assalamualaikum

Sarah mau cerita, Sarah mau cerita. Ini terlalu berkesan jika hanya Sarah yang merasakannya. Untuk Sarah pribadi, sore ini berlalu dengan bahagia.

Yang dirasa tak mungkin, ternyata Sarah bisa mengubah perlahan dan menjadi mungkin. Tentu, ada campur tangan Allah disitu. Sarah bersyukur.

Rekan-rekan pembaca tau? Lokasi KKN Sarah yang memang berada ditengah-tengah komplek memiliki kesulitan pemberdayaan yang berbeda. Bukan hanya di masyarakat desa penduduk asli, namun penduduk pendatang perlu juga Sarah dan teman-teman KKN berdayakan.

Tak perlu jauh untuk memberdayakan agar masyarakat bisa menghasilkan ekonomi yang sejahtera. Sarah menyatakan berdaya antara penduduk asli dan penduduk pendatang agar bisa saling berkomunikasi dan saling bertegur sapa.

Pendekatannya pun sederhana. Sarah senang berada diantara anak-anak kecil, maka Sarah menemani anak-anak kecil dari penduduk asli main di komplek yang rata-rata penduduk pendatang.

Sore hari ini, anak-anak kecil itu bersatu di ruang bermain. Ruang tanpa atap yang mampu mengungkap segala harap; harap agar mampu membaur antara anak-anak penduduk asli dan penduduk pendatang.

Dari jauh Sarah hanya memperhatikan, menjaga mereka agar tidak terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil. Meski baru beberapa anak yang tadi bermain bersama, Sarah berharap selanjutnya orang tua mereka akan mampu berkomunikasi bersama.

Sekian ceritanya. Yey!

See you rekan-rekan pembaca! Wassalamualaikum

Minggu, 06 Agustus 2017

KKN Sisdamas 2017 - Chapter 2

Assalamualaikum

Syudah masuk minggu pertama KKN nih. Walaupun belum ada seminggu di posko KKN, tapi bersyukur Sarah dikasih kenyamanan lumayan agak cepat dibanding dengan PLT kemarin.

Oh iya, kalau nanti Sarah lebih sering membandingkan KKN dengan kegiatan PLT, bisa dimaklumi? Seenggaknya, Sarah jadi lebih mudah mendeskripsikan gitu kalau ada pembandingnya. Ok, maklumi ya rekan-rekan pembaca.

- - - - - - -

Hari pertama sampai di lokasi KKN (hari Rabu tanggal 2 September 2017) kelompok 233 Desa Sariwangi, sebut saja Essence, langsung beres-beres rumah yang memang kami sewa tanpa barang apapun, kosong. Iya kosong, kaya hati Sarah hahaha. Ok, gak penting Sar, hiks.

Berhubung lokasi KKN sudah termasuk desa yang maju, kanan kiri komplek, bahkan beberapa RW sudah berada diatas batas kehidupan sejahtera, Sarah jadi mikir-mikir lagi mau "ngorek" info darimana untuk pengaplikasian pemberdayaannya. Dari pada kelamaan mikir, yaudah Sarah jalan-jalan aja sambil SKSD (sok kenal, sok deket) sama orang-orang di RW 12 yang keliatan lagi di luar rumah. Malu sih, tapi ya cuek, pengalaman kemarin PLT untuk jadi yang berani harus dilanjutkan.

Entah Sarah yang males, entah Sarah bingung harus gimana. KKN ini, bikin Sarah betah di posko. Kadang sekalinya keluar posko langsung mampir ke banyak rumah warga. For example, Sarah lagi jajan di warung (basecamp karang taruna juga), langsung cus ke rumah bu RW, langsung cus juga ke rumah pak DKM Masjid Al Istiqomah. Agak gak nyantai gitu terus-terusan jalan.

Tapi yang paling bikin betah di posko itu karena jauh kemana-mana. Beda sama kemarin kegiatan PLT, meskipun jauh kemana-mana kanan kiri jalan masih pohon. Kalau tempat KKN Sarah sekarang, kanan kiri sudah jadi tempat tinggal, komplek dan perumahan gitu.

Jauh darimana-mana juga jadi memanjakan biar gampangnya pakai motor. Ya kalau gak ada motor, kan ada alasan lagi biar diam aja di posko, eh iya gitu? Hahaha.

Padahal kalau apa-apa dimanjain pakai motor, jadi kurang sehat juga. Enaknya ya jalan kaki, kalau ada teman jalan, teman hidup juga boleh. Ups! Hahaha.

Nanti dah, Sarah coba iseng-iseng ngulik kesehatan warga. Meskipun keliatan pada sehat-sehat aja, gak ada salahnya kan ngulik? Siapa tau minat ngadain senam tiap hari minggu, siapa tau minat mencanangkan jalan kaki rutin sebanyak 1000 langkah. Banyak juga itu 1000 langkah, gak kira-kira ya Sarah.

Ok, sekian dulu rekan-rekan pembaca. Sampai juga minggu depan, mudah-mudahan Sarah bisa selalu on time ya buat update kegiatan KKN Sarah di RW 12 Desa Sariwangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

See you! Wassalamualaikum

Minggu, 30 Juli 2017

KKN Sisdamas 2017 - Chapter 1

Assalamualaikum

Kangen ih, kangen nyapa rekan-rekan pembaca, kangen kamu juga. Ups!

Sarah cerita ya. Lama juga kan gak pada baca cerita dari Sarah? Mau ceritain tentang judul diatas tuh. Yang sebenernya, ada makna dibalik judul itu. Yuk mari mulai.

Kalau KKN sih kayanya udah pada tau ya rekan-rekan pembaca? Yap, KKN tuh Kamu Kok Ngangenin . . . walah bukan, Sarah melenceng hahaha. KKN itu Kuliah, Kerja, Nyata.

Nah kalau Sisdamas, kalau gak salah udah sempet Sarah bahas dipostingan sebelumnya. Yang judulnya "Praktik Lapangan Terpadu 2017", tapi lupa chapter berapa. Kalau pun belom sedikit Sarah ceritain nih, kalau panjang-panjang keburu tidur, udah ngantuk soalnya. Eh curhat yak si Sarah hahaha.

Gini loh, sisdamas tuh singkatan dari "berbasis pemberdayaan masyarakat". Jadi KKN Sisdamas tuh melatih atau mengaplikasikan teori-teori yang ada di kampus dengan kegiatan nyata di masyarakat yang medianya yaitu pemberdayaan.

Nah kalau arti kata pemberdayaan itu apa, bisa di search di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sekalian dipastikan yak pemberdayaan dan pengabdian itu bedanya apa, ok kan? Biar pandangan rekan-rekan pembaca juga bisa diperbarui gitu.

Diperbarui ya maksudnya biar rekan-rekan pembaca juga tau lah, bagaimana KKN Sisdamas itu. Biar pandangan KKN bisa lebih menjangkau lagi. Karena KKN gak sebatas pengabdian aja, kalau KKN yang ada di kampus Sarah.

Aduh cukup ya. Maaf sudah mengganggu waktu mau tidur rekan-rekan pembaca. Seneng deh, akhirnya Sarah nulis lagi. Yeee!

See you!
Wassalamualaikum

Rabu, 12 Juli 2017

Penjajah Hati - (Puisi)

Penjajah Hati

Karya Sr. Azzahra

Jika kamu berharap ini romantis, salah
Karena ini, sekedar penyampaian isi hati
Tanpa ingin melukai siapa pun diantara kami
Maka aku harap, tak ada hati yang mengikuti

Pikiran aku kacau
Kemarin malam pun meracau
Memikirkan tentang kami
Dan segala kisah bertalikan persahabatan

Teringat ucapnya tempo hari
Antusiasmenya melebihi perjuangan akademisi
Namun ketika perbincangan itu datang kembali, dia pun kembali;
Menjauhi lubang berisi segala komitmen penuh janji

Aku tak bisa, ungkapnya
Apa alasanmu, tanyaku
Kudengarkan baik-baik, keluh dan kesahnya
Kusimpulkan, ini ulah penjajah hatinya

Penjajah itu berkata padanya
Untuk apa, untuk apa, untuk apa
Mengulang pertanyaan yang sama
Hingga dia merasa tak ada guna meninggalkan zona nyamannya

Penjajah hati itu kini sudah menjadi penjajah diri, menurutku
Memaksanya untuk tetap berjalan
Tanpa memperbolehkannya berlari;
Berlari kemudian melompat lebih tinggi untuk menggenggam prestasi non akademik

Sayang, ingin hati kini tinggal angan
Mungkin sekali ada perbedaan, tetap saja kami berbeda
Aku dengan diriku
Dia dengan dirinya dan tentu, ada penjajah hatinya

Coba pahami oleh kamu, penikmat kata
Salah kah, jika perjuangan aku lanjutkan?
Melepaskannya diantara kami,
Yang siap berdedikasi untuk berevolusi

Tidak, aku tidak melepaskan tali yang sudah terikat
Aku hanya melepaskan apa yang menahanku untuk siap gerak ditempat
Karena kebersamaan kami, tetap tanggungjawab kami
Sedangkan dedikasi berevolusi, biarlah menjadi tanggungjawabku seorang diri

Bogor
24 Januari 2017

Rabu, 28 Juni 2017

Liburnya Anak Rantau (Chapter 3)

Assalamualaikum

Selamat Idul Fitri 1438 H buat rekan pembaca yang merayakan. Gimana gimana lebarannya? Menyenangkan? Dapet THR banyak berwujud uang? Atau cukup dapet satu THR aja? Iya THR yang berwujud teman hari raya.

Ya mau bagaimana pun THRnya, tetap bersyukur. Kalau pun belum ada THR, ya bersabar. Kaya Sarah yang ceritanya lagi bersabar karena THRnya gak jadi dapet; teman hari raya, hahaha.

Ok skip tentang THR. Mending bahas rasa nyelekit yang baru-baru ini terjadi. Emang sih rada gak mood juga buat nulis, apalagi nulis panjang begini. Karena apa? Karena antara hati dan pikiran lagi disconnect, pengennya ke tempat yang hijau-hijau, biar ngilangin gerah dari banyaknya pikiran.

Ada yang lebih nyelekit (khususnya buat Sarah) selain dari pertanyaan, "Kapan Nikah?". Padahal sih pertanyaan itu emang belum ada yang nanyain, toh sekarang Sarahnya aja masih kuliah. Yang lebih nyelekit atau bikin enek itu ketika ditanya, "Libur sampe kapan?". Jedor!

Ya...ya...yaaa~ yang orang lain tau Sarah biasa libur lama di dua tahun terakhir tapi tidak di tahun ini. Hiks. Pertanyaan yang biasa dijawab, "Libur sampe agustus", kini hanya bisa dijawab, "Bentar lagi juga selesai, kan juli mau magang, agustusnya langsung kkn, september masuk kuliah".

Yowes kalau begitu, bersyukur. Dan tolong, kalau pun ada yang mau ketemu, mau main atau yang selalu rindu tapi hanya bualan aja, maaf kalau belum sempat untuk bersapa lagi. Manusia punya kesibukan masing-masing bukan? Seperti pun kamu, yang sibuk dengan pacarmu. Eh curhat.

Ngomong-ngomong pada bertanya-tanya gak sih, "Sarah kemana aja?", "Sarah kok gak update?". Gak pada bertanya-tanya kayanya ya? Yaudah aku rapopo:')

Kalau pun ada yang nanya, Sarah ada update kok. Cuma gak share link, cuma sekedar nulisnya aja, males share. Karena takut rekan pembaca bosen bacain puisi yang isinya rada gak greget. Kalau kepo Sarah update apa, ini di copy linknya;

Cinta Pertama - Puisi

Eksistensi - Puisi

Andai Bisa Ditertawakan Saja - Puisi

Selamat membaca, selamat berlibur yang masih libur. Semangat magang buat rekan pembaca yang mau magang dan sudah masuk tingkat akhir diperkuliahan. Cie, sebentar lagi nikah dong! Hahaha.

Wassalamualaikum

Selasa, 27 Juni 2017

Andai Bisa Ditertawakan Saja - (Puisi)

Andai Bisa Ditertawakan Saja

Karya Sr. Azzahra

Diawali dengan basmalah
Agar tak ada lagi gelisah
Sayang, indahnya purnama kalah
Terkalahkan oleh rasa bersalah

Entah, seakan berada di tempat antah berantah
Ada banyak langkah,
Namun tak jelas arah
Ya begini, ketika diterpa gundah

Makan tak berselera
Untuk sekedar canda pun susah
Jika seperti ini selalu, ingin memaki diri sendiri rasanya
Dan, seperti ini caraku memaki dan menghinakan jiwa

Selamat tinggal kecewa
Aku turut berduka cita
Kini kau sudah pergi dari diriku yang hina
Harapku, cahaya cinta akan memulihkan aku dengan cara yang lebih bermakna

Sumedang
01 Januari 2017

Selasa, 20 Juni 2017

Eksistensi - (Puisi)

Eksistensi

Karya Sr. Azzahra

Tuhan, bagaimana?
Menggemingkan gejolak di dada
Memadamkan emosi yang ada
Sungguh tak kuasa aku menyembunyikannya

Cemas
Aku cemas
Aku ulangi,
Aku cemas

Tuhan, aku cemas
Cemas mencari bukti
Cemas menanti hari
Untuk sebuah eksistensi

Mohon maaf
Maaf atas khilafku
Aku ulangi,
Maaf atas khilafku

Tuhan, tolong maafkan
Jika aku terlalu banyak permintaan
Jika aku terlalu banyak pengharapan
Tolong maafkan, Tuhan

Bogor
28 Desember 2016

Jumat, 02 Juni 2017

Cinta Pertama - (Puisi)

Cinta Pertama

Karya Sr. Azzahra

Mengapa teringat lagi?
Mengapa berharap lagi?
Mengapa aku menyesali sendiri?
Mengapa habis kata ingin merangkai kata menjadi puisi?

Untukmu cinta pertamaku,
Namamu masih tetap dalam ingatku
Kurapalkan dalam doa setelah ibadahku
Bisakah kamu yang menjadi cinta terakhirku?

Maafkan diri ini
Tak bisa lari dari sepi hati
Menyepi tanpa kamu yang mengisi
Menyepi di setiap hari

Maafkan pula diam ini
Memendam cinta tak bertepi
Untukmu lelaki,
Yang dalam bayangku akan kembali

Bogor
12 Desember 2016

Kamis, 25 Mei 2017

Praktik Lapangan Terpadu 2017 - Chapter 5

Assalamualaikum

Selamat tengah malam rekan pembaca. Cuma mengingatkan, kalian boleh kok baca ini tengah malam langsung, asal gak sambil di tengah jalan bacanya. Ceritanya mau ngelucu, tapi kagak lucu ya? Yaudah dah.

Daripada gagal lucu berkelanjutan, mending Sarah bercerita PLT berkelanjutan. Boleh?

Boleh aja ya, kan kalau cerita ditulisin gini mengurangi resiko stres buat Sarah. Iya tau Sarah punya salah karena telat ngeposting ini, maafin boleh?

Boleh dong, seenggaknya kasih kesempatan Sarah menebus kesalahan dengan bercerita. Sepakat yayayaaa? 

Berhubung yang mau diceritain hanya berkisar tiga hari, tapi berkesan. Biasa, di waktu-waktu mau perpisahan jadi kesan hidup menjadi masyarakat di Kampung Cikoneng 2 makin terasa. Ada rasa bahagia bisa hidup bersama bahkan diterima dengan suka cita oleh masyarakat disana. Ada pula rasa gak rela, yap gak rela melepas kebahagiaan yang ada disana meskipun gak betah di minggu-minggu awal.

Jumat pagi tanggal 19 Mei 2017, rutinitas posko seperti biasa. Yang piket ya piket, yang ngajar ya ngajar, yang males-malesan ya pada pulang ke rumah atau kosan masing-masing. Sarah ngapain hayo? Sarah kebagian ngajar RA sampai jam 10.00 WIB.

Selesai ngajar, Sarah sibuk dengan hadiah yang akan dibagikan kepada anak-anak madrasah yang mengikuti lomba. Mulai dari beli sampai ngebungkusnya jadi kado. Lelah, sudah pasti.

Anggota yang lain sibuk apa? Beberapa melanjutkan persiapan lomba yang dilaksanakan ba'da Jumatan dan beberapa yang lainnya mempersiapkan untuk penampilan dan dekorasi di penutupan yang dilaksanakan esok hari.

Alhamdulillah lomba pendidikan ba'da Jumatan berjalan lancar dan sukses meskipun gak sesuai jadwal, agak molor dikit lah ya waktunya. Tapi tenang, hasil jepretnya ada kok. Nih lihat-lihat ulud (baca: dulu) kak!;)



Dua aja cukup kan? Kalau banyak-banyak nanti takut sayang; sayang kuota dikit lagi soalnya udah mau habis hahaha.

Selanjutnya rutinitas Jumat malam yaitu pengajian di rumah Pak Ustadz Ikin, suami Bu Entin. Sebelum pengajian mulai, kami ikut serta mempersiapkan jamuan untuk jama'ah pengajian. Ya kami, tujuh wanita yang memang lebih produktif dari laki-lakinya.

Meskipun awalnya sengaja dibagi dua agar bagian satu ikut pengajian dan bagian lainnya ikut rapat dengan karang taruna. Namun sayang, sepertinya ada rasa kurang tanggungjawab pada diri anggota yang lain hingga menyebabkan rapat karang taruna gak dihadiri oleh mahasiswa. Hoax, Sar? Gak, itu fakta ya walaupun keliatan jeleknya kan kelompok Sarah. Ketawain aja dah yuk, hahaha!

Lanjut ke Sabtu pagi, Sarah piket. Selesai beresin posko Sarah lanjut ke lapangan tempat lomba ketangkasan dilaksanakan. Hasil jepretnya? Ini ada kok!



Banyak video sih sebenarnya, cuma gimana ya? Buat upload video kuotanya terbatas, akhir bulan gini amat dah.

Langsung lanjut ke acara malam, acara puncak penutupan PLT. Kalau sekarang, Sarah kasih foto-foto aja ya. Sudah mulai lelah bercerita. Butuh kasur dan tidur.







Sama kaya lomba-lomba ketangkasan, acara penutupan penuh sama video. Enaknya sih Sarah edit dulu videonya, tapi apa daya, belum bisa edit video meskipun keinginan edit udah membengkak.

Selanjutnya di hari Minggu pagi, acara pamitan sama masyarakat. Sedih gimana gitu mau ninggalin masyarakat Kampung Cikoneng 2. Tapi tenang, masalah silaturahmi tetap terjalin loh! Oh iya cerita sedikit lagi ah.

Ketika anggota lain pamitan sama Bu Entin dan keluarganya, Sarah sama Irma malah semangat nyari singkong buat oleh-oleh. Niat mau beli, eh malah dikasih. Alhamdulillah.

Karena penasaran, Sarah sama Irma nyangkul sendiri buat ngambil singkongnya. Tolong gak salah paham ya, singkongnya diambil setelah izin ke Pak Karna, yang punya kebun singkong. Kalau cangkulnya, pinjam ke Pak Ustadz Ikin yang kebetulan lagi bawa cangkul untuk mengaduk pasir dan semen membangun rumah yang didanai anak pertamanya.

Tau rasanya nyangkul gak hayo? Asik loh! Tapi cape juga sih, harus punya semangat lebih buat nyangkul. Kamu mau nyemangatin Sarah nyangkul? Hahaha.

Dan ternyata lagi asik-asiknya nyangkul Pak Karna datang membawa alat untuk ngambil singkong dan kardus bekas. Setelah itu Pak Karna mengajak Sarah dan Irma ke kebun yang agak ke bawah. Luar biasa, singkong disana gede-gede karena memang usianya sudah sampai setahun. Butuh foto? Ada dong!



Itu sih cuma dikit. Yang sekardusnya udah dibawain sama Pak Karna. Gak cuma di kardus, karena singkongnya dibagi-bagi juga ke yang lain, Sarah malah kebagian bawa singkong di karung. Endingnya, berasa mudik di motor bawa kardus sama karung. Motor Irma, kalau Sarah bagian nebeng hahaha.

Cukup ya ceritanya. Cukup juga kayanya kisah tentang PLT 2017. Terima kasih sudah membaca, terima kasih sudah bersedia menanti, ditunggu kritik dan sarannya.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi rekan pembaca yang beragama Islam. Dan selamat tidur, semoga nyenyak meskipun waktu tidurnya hanya sekedar menutup mata sesaat.

Wassalamualaikum

Kamis, 18 Mei 2017

Praktik Lapangan Terpadu 2017 - Chapter 4

Assalamualaikum

Selamat hari Kamis, yap karena hari Rabu jaringan Loop gak ada makanya Sarah baru update hari ini. Sekali lagi, mohon maaf ya. Maaf jika membuat rekan pembaca terlalu lama menunggu postingan ini. Yaaa siapa tau jadi ada yang kangen Sarah gitu gara-gara kelamaan nunggu Sarah update postingan. Ups hahaha.

Apa kabar? Baik-baik aja dong pastinya. Kalau emang lagi kurang sehat, semoga lekas sehat, Sarah cuma bisa mendokan yang terbaik untuk kesembuhan rekan pembaca. Kalau kabar Sarah, Alhamdulillah baik. Gak nanya ya? Yaudah iya dah, maaf tiba-tiba bilang kabar padahal kagak ada yang nanya.

Hari ini, masih gak ada hujan kalau dari langit. Yang ada cuma hujan dari mata. Nangis, Sar? Gak nangis, cuma netes aja. Bukan karena gak betah, kali ini karena semakin dekat dengan kata pisah. Yap, hari berpisah dengan masyarakat Cikoneng 2 yang baiknya luar biasa ketika kedatangan mahasiswa seperti Sarah dan kawan-kawan Sarah.

Terutama masyarakat yang emang terlanjur sangat dekat dengan mahasiswa. Karena kedekatan itu juga yang memudahkan komunikasi untuk menjalankan siklus PLT. Meskipun rintangan dan kesulitan datang silih berganti, ternyata waktu sebulan memang sangat kurang untuk menyempurnakan kegiatan PLT dengan siklus.

Postingan ini Sarah mau cerita lagi ya. Menceritakan keakraban Sarah dengan tokoh wanita di Kampung Cikoneng 2 dan anak-anaknya. Seperti dipostingan sebelumnya, Bu Entin masih mendominasi keseharian kami, para mahasiswa. Selain sebagai tokoh wanita, Bu Entin sanggup membimbing kami bermasyarakat di Kampung Cikoneng 2.

Kegiatan yang dilakukan minggu kemarin di tanggal merah yakni melakukan perjalanan wisata dan makan bareng. Perjalanan dari tangga seribu yang dilanjut menuju batu kuda. Ya Kampung Cikoneng, dengan kehidupan masyarakat yang sederhana namun kaya dengan wisata.

Perjalanan dimulai jam 8 pagi, sampai di tangga seribu kurang lebih jam setengah 9 dilalui dengan berjalan kaki. Jam 9 tiba di tangga seribu langsung dilanjut dengan makan bersama, kata orang-orang Sunda sih disebutnya Botram. Selesai makan jam 10 kurang 15 menit, dilanjutkan berfoto bersama. Fotonya menyusul ya, nyelip di dokumen, Sarahnya ngantuk jadi rada males mencarinya. Maafkan.

Selesai foto, perjalanan dari tangga seribu menuju batu kuda dimulai. Kurang lebih jam 10.20 kami rombongan dari Cikoneng 2 tiba di batu kuda. Yey! Cape, kotor, tapi bahagia. Kalau kebahagiaan di batu kuda, insyaAllah menyusul ya videonya. Sinyal kurang mendukung nih buat upload. Selesai menghilangkan penat diteduhnya pohon pinus batu kuda, kami kembali menuju posko dan tiba jam 11 lebih, mendekati waktu Dzuhur.

Kamis kemarin, menjadi hari paling padat diantara Kamis sebelumnya dan tentu Kamis hari ini. Tamu sana sini datang ke posko. Kegiatan sampe malam tak henti. Ditambah melaksanakan pengenalan pembuatan bolu singkong bersama ibu-ibu di Kampung Cikoneng 2 yang juga didampingi oleh Bu Ami, sebagai ibu RW. Menguras tenaga dan pikiran, tapi Alhamdulillah selalu ada kesehatan mengiringi diri Sarah dan teman-teman mahasiswa disini, di posko kelompok 3.

Pembuatan bolu singkong berlanjut di hari Jum'at dan bahkan di hari Selasa kemarin juga ada. Selebihnya, kegiatan mulai berfokus untuk penutupan. Apalagi bendahara, pusying sama uang. Kasian tah yang jadi bendahara, hem.

Ada pula kegiatan pembuatan peta sosial. Peta ini berguna untuk pemberian titik dimana pusat pendidikan, pusat keagamaan dan lain sebagainya. Kegiatan pemetaan sosial masih tetap dibantu oleh Bu Entin.

Selesai dulu ya ceritanya. Kasian rekan pembaca, baca cerita Sarahnya agak gak nyambung, diksinya gak greget dan pokoknya yang minus-minus lah. Ya gini Sarah, kalau ngelakuin sesuatu gak sesuai jadwalnya jadi males-malesan juga ngejalaninnya. Bisa beres sampe salam di akhir juga, daebak! Cerita selanjutnya mudah-mudahan bisa dilanjut di hari Rabu depan ya.

Selamat berakhir pekan rekan pembaca, semoga menyenangkan akhir pekannya. Bantu doa dan semangatnya dong buat Sarah yang lagi pusing sama penutupan, ya pusing lah dengan beberapa problem. Kalau ada yang perlu ditanya atau mau ngasih saran, komen aja. Kontak langsung Sarah juga boleh, siapa tau jodoh hahaha.

Wassalamualaikum

Rabu, 10 Mei 2017

Praktik Lapangan Terpadu 2017 - Chapter 3

Assalamualaikum

Ayey, masuk Rabu ke tiga di lokasi PLT. Alhamdulillah, hujan masih tetap ada. Sakit gigi? Alhamdulillah udah gak kerasa. Coba tebak Sarah lagi dimana?

Sarah lagi diruangan yang dipenuhi seperangkat alat obob (baca: bobo), ya tepat, kamar. Kamar orang tapi loh, bukan kamar sendiri yang ada di Bogor. Hem.

Mau cerita apa ya sekarang? Cerita Wisata Tangga Seribu ulud (baca: dulu) aja gimana? Sip sip oke.

Lokasinya ada di Kampung Cikoneng Babakan, Desa Cibiru Wetan, Kabupaten Bandung. Nah lokasi wisata ini masih terbilang baru, kalau menurut Sarah. Tapi kata orang sini, orang Cikoneng, udah termasuk lokasi yang lama.

Alasannya sih sederhana, kalau emang baru ya karena posisi saung-saung yang nantinya bakal jadi warung, belum rampung sepenuhnya. Cek nih fotonya


Jangan terlalu fokus sama Sarahnya, nanti naksir. Cukup lah naksir sama indahnya wisata tangga seribu. Karena posisinya yang harus melalui tujuh ratus lebih anak tangga (kata yang rajin hitungin) jadi luar biasa indah pemandangannya. Gak percaya? Main-main lah ke Cikoneng.

Meskipun jumlah anak tangganya gak sampai seribu atau mungkin belum, orang-orang sini udah akrab dengan nama Tangga Seribu. Nah kalau orang sini bilang termasuk lokasi wisata yang udah lama itu mungkin alasannya karena tangga yang ada udah dibantu dengan pijakan dari kayu sebagai pembatas antar anak tangga.

Udah puas belum cerita tentang tangga seribunya? Belum ya, info sementara sih itu aja. Sarah bingung apa lagi yang menarik dari tangga seribu, karena lensa mata bisa lihat lebih wah daripada lensa kamera.

Selain ada wisatanya, kemarin sempat ada pengobatan gratis dari Rumah Zakat dan Majlis Ta'lim Telkomsel. Alhamdulillah acaranya lancar, meskipun awalnya masyarakat takut dengan adanya kegiatan pengobatan gratis.

Takut karena pola pikir masyarakat seperti ini, "ah nanti abis berobat, di check up sama dokter, jadi perlu ada pengobatan lanjutan, mahal lagi biayanya".

Namanya sakit, pasti mahal. Tapi selagi obat yang ada dari pengobatan gratis bisa menyembuhkan, Alhamdulillah kan. Percaya Allah lebih punya banyak cara untuk menyembuhkan hamba-Nya.

Lanjutnya cerita PDKT gimana? Pendekatan lah kalau kata anak-anak remaja. Bukan pendekatan sama calon bapak dari anak-anak Sarah nanti, tapi ini pendekatan sama masyarakat Cikoneng.

Iya tau iya, masyarakat lagi bahasannya. Nikmati aja bacanya ya rekan pembaca walaupun bosen. Pendekatannya gimana hayo?

Pendekatannya ya ikut keseharian masyarakat tersebut. Contoh, berkebun. Bukan kebun yang ada di halaman rumah, yang luasnya hanya sepetak. Kebun masyarakat disini cukup jauh dari rumah. Kanan kiri jalan menuju kebun penuh ragam tanaman yang masih membentang.

Selain rumput-rumputan liar, pohon bambu banyak terdapat diperjalanan menuju kebun. Yang jadi potensi besarnya sih tanaman singkong. Belajar jadi anak singkong sebulan disini.

Singkong yang diolah bisa banyak jenis, asal tau aja proses pembuatannya. Dari daun singkong, singkongnya, bahkan kulit singkong bisa jadi keripik yang renyah. Masih meragukan singkong? Jangan dong, singkong kan serba bisa, bikin kenyang juga, masa iya masih ragu.

Di kebun ngapain aja? Foto-foto dong, eh hahaha. Selain itu, ya ngobrol sambil cari info tentang masyarakat Cikoneng. Lanjutannya ya ngambil hasil sumber daya alam yang ada, asik loh. Ya apalagi kalau bukan singkong yang diambilnya. Ada yang lain deng, ngambil pepaya dan langsung di makan di tempat. Nih fotonya.


Mantap soul kan. Manis pokoknya itu pepaya. Oh iya, itu ibu Sarah selama disini. Namanya Ibu Tini, panggilan kesayangan orang sini, orang Cikoneng 02, Bu Entin. Yang manjat pohon itu De Zaki, anaknya Bu Entin.

Sepulang dari kebun Sarah ikut ke rumah Bu Entin untuk nyimpan hasil kebun. Rumput liar di kasih buat pakan ternak Bu Entin, sedangkan lenca dan singkong dibawa ke posko kelompok Sarah dan diolah kemudian.

Cukup ya ceritanya. Mulai lapar, dinginnya berlebihan disini, bikin kerasa segala. Kerasa ingin pulang ke rumah, huaaa. See you!

Wassalamualaikum

Senin, 08 Mei 2017

Praktik Lapangan Terpadu 2017 - Bonus Chapter

Assalamualaikum

Udah pada bangun kan ya? Udah lah, kan udah baca ini hahaha. Belum hari Rabu tapi udah update lagi tentang PLT, gak apa-apa ya, bonus buat rekan pembaca. Sarah kepo nih, kira-kira rekan pembaca udah pada tau praktik lapangan terpadu itu apa?

Tau lah, buat sebagian orang, terutama mahasiswa dan alumni jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Yaaa walaupun cuma sekedar hafal kalau praktik lapangan terpadu lebih akrab disebut PLT. Kalau Sarah ditanya tentang PLT jawabannya juga bakal sekedar tau karena belum pernah mencari tau sampai ke akarnya. Contohnya kalau rekan pembaca memberi pertanyaan sebagai berikut.

- - - - - - -

Jadi PLT itu apa, Sar?

Hm, sepengetahuan Sarah ya, PLT itu gabungan praktik dari beberapa mata kuliah yang terlampir di semester enam jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Entah penjelasan tersebut akurat atau tidak, tapi sepengetahuan Sarah, PLT hanya ada di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kalau di UIN atau IAIN atau perguruan tinggi Islam lainnya, Sarah juga belum tau ada atau gaknya kegiatan PLT.

Kenapa sih namanya "praktik lapangan terpadu"?

Kembali ke sepengetahuan Sarah. Kegiatan ini dinamakan praktik lapangan terpadu sebagaimana unsur kata yang membentuknya; praktik lapangan dan terpadu. Praktik lapangan, yaps sesuai dengan kegiatan yang Sarah lalui 19 hari terakhir ini, berlalu di lapangan. Bukan lapangan yang berbentuk segi panjang dengan berbagai batas pinggirnya, lapangan yang Sarah maksud lebih luas dari itu. Lapangan yang dijadikan tempat praktik kegiatan ini berbentuk dinamis dan dibatasi oleh adat istiadat yang ada. Singkatnya, lapangan yang Sarah maksud lebih akrab di telinga orang banyak sebagai "masyarakat".

Bosen gak, lagi-lagi bahasnya masyarakat? Resiko sih ya kalau bosen, toh emang jurusannya bernuansa masyarakat. Jurusan yang bernuansa segala ada seperti di masyarakat, ada kegiatan sosial, ada kegiatan kegamaan, ada kegiatan kebudayaan dan ada kegiatan lainnya yang jumlahnya tak terkira. Hm berlebihan, Sar.

Terpadu, kalau dari kata itu menurut Sarah dikarenakan gabungan dari beberapa mata kuliah yang disajikan di semester enam. Kalau kegiatan praktik mata kuliah gak digabung, khususnya mata kuliah berbobot praktik, bisa saja mahasiswa semester enam akan kedodoran menyesuaikan waktu dan tempat praktik antara satu mata kuliah dengan mata kuliah lainnya. Berbeda ketika kegiatan praktik digabungkan menjadi terpadu di masyarakat, kegiatan praktik seakan lebih mudah meskipun sebetulnya "gak juga sih".

Coba apa yang membuat kegiatan praktik seakan lebih mudah? Tentu saja masyarakat. Dengan model pengabdian di masyarakat yang udah gak asing bagi mahasiswa, kegiatan praktik ini seakan lebih mudah karena mahasiswa bisa melakukan multi-praktik di lokasi pengabdian berdasarkan waktu dan tempat yang sudah disesuaikan dengan beberapa mata kuliah terkait.

Oh iya, kegiatan PLT gak cuma berbentuk pengabdian karena kurang sesuai dengan jurusan yang Sarah jalani saat ini. Lebih dari sekedar pengabdian, bahwa kegiatan PLT ini merujuk pada bentuk pemberdayaan. Sekedar memberdayakan pola pikir agar mau merubah pola pikir masyarakat di desa supaya mampu bersaing dengan masyarakat di kota. Memberdayakan pola pikir itu ya menggali kesadaran masyarakat.

Sadar bagaimana masyarakat desa mampu menghasilkan olahan makanan yang bernilai ekonomis, sadar bagaimana masyarakat desa mampu menjaga kesehatan diri dan orang disekitarnya dengan hidup bersih dan sehat, dan sadar lainnya yang mampu menampilkan masyarakat desa gak kalah menarik dibanding masyarakat kota. Bukan untuk persaingan yang merusak ke-Bhineka-an, bukan pula perbandingan yang menimbulkan persaingan, pemberdayaan ini menurut Sarah dapat memberikan keseimbangan antara masyarakat desa dan masyarakat kota.

Dan khusus di tahun 2017, kegiatan PLT semakin terpadu dengan adanya siklus SISDAMAS (berbaSIS pemberDAyaan MASyarakat). Adanya siklus ini merupakan formula yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Riset Aksi, Pak Rohmanur Aziz, untuk kegiatan KKN di bulan Februari lalu. Ini info akurat, kalau emang Sarah gak salah merangkai katanya he he he.

Nah itu tuh siklusnya, kepanjangan dari singkatan-singkatan tersebut sebagai berikut:
a. Soswal dan RW: sosialisasi awal dan rembug warga.
b. Refso: refleksi sosial
c. Peso: pemetaan sosial
d. Orgamas: organisasi masyarakat
e. Cantif: perencanaan partisipatif
f. Sipro: sinergi program
g. Pepro: pelaksanaan program
h. Monev: monitoring dan evaluasi

Bedanya PLT sama KKN apa?

Secara kegiatan, kayanya udah sama ya, karena sama-sama menggunakan siklus. Paling yang membedakan waktu kegiatannya, PLT lebih dahulu, KKN kemudian. Ada lagi yang beda, jumlah peserta dan komposisinya. Kalau PLT jumlah peserta terdiri dari satu angkatan mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan tentu hanya komposisi homogen; semua peserta merupakan mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sedangkan KKN jumlah peserta terdiri dari satu angkatan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan tentu komposisi pesertanya lebih bervariatif karena pengelompokan peserta digabung dari berbagai jurusan. Mantap soul.

- - - - - - -

Masih kurang greget sama jawaban Sarah? Boleh kontak langsung aja ke line, id nya saraphaaan. Atau masih kepo PLT itu bagaimana? Boleh juga kontak Sarah, insyaAllah dibantu jawab sejelas-jelasnya yang rekan pembaca butuhkan. Mohon maaf jika postingan hari ini banyak kekurangan, karena Sarah juga lagi kekurangan kasih sayang dari orang tua. Hm curhat ya anak rantau.

Semoga rekan pembaca bisa memahami apa yang Sarah paparkan di atas. Oh iya, mungkin bagi adik-adik yang baru lulus SMA atau saudaranya ada yang baru lulus SMA lalu tertarik dengan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung bisa banget loh daftar jadi mahasiswa barunya. 

Info pendaftaran mahasiswa baru UIN Sunan Gunung Djati Bandung - Jalur Pendaftaran MABA UIN Bandung 2017

Info jurusan Pengembangan Masyarakat Islam ada sedikit dicuplikan postingan berikut - POPMI 2016

Selamat hari Senin, semangat menjalankan aktivitasnya. See you!

Wassalamualaikum

Rabu, 03 Mei 2017

Praktik Lapangan Terpadu 2017 - Chapter 2

Assalamualaikum

Apa kabar hayo? Sehat dong? Sarah juga sehat, fisik mah, tapi gigi tetep nyut-nyutan. Ya deritanya punya gigi berlubang gini:')

Sarah mau cerita lagi ya. Masih betah kan baca cerita Sarah? Siapa tau rindu Sarah tapi gak bisa ketemu, yaudah di kasih tulisan aja. Seenggaknya, seakan Sarah lagi deket gitu sama yang baca ini. Hm . . .

Minggu kedua sudah berlalu. Hujan masih tetap menemani loh, sama seperti minggu kemarin. Dan hari-hari di minggu kedua, agak lebih cepat berlalu. Yey!

Sepertinya mulai betah ya bisa agak cepat berlalu. Cie betah, prosesnya lama juga biar betah hahaha. Betah karena apa hayo? Betah banyak yang dagang dan banyak anak-anak.

Yaps, sehari-hari disini banyak anak-anak. Anak-anak orang Cikoneng RW 02 pastinya. Mulai pagi, anak-anak RA yang kadang Sarah ajarin baca, berhitung, menulis dan lain sebagainya. Siangnya, kadang anak-anak SD pada main ke posko. Ngajak jalan ke tempat wisata atau sekedar ngajak main ke masjid. Sorenya, anak-anak RA sama SD yang sekolah agama (belajar ngaji, menulis arab dan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam). Rame, kadang suka disamper ke posko kalau yang ngajarnya belum datang ke madrasah, tempat sekolah agama.

Praktiknya kok menjurus pengabdian? Ya namanya juga mengikuti alur masyarakat sini, belum lagi permintaan ibu RW buat bantu ngajar. Sarah sih, sebagai pendatang sekaligus belajar bareng masyarakat, mengikuti aja sambil tetap berdampingan dengan siklus praktik lapangan terpadu yang dikasih dosen pembimbing PLT.

Orang tua anak-anak pada kemana? Kenapa bukan pendekatan ke orang tuanya, Sar? Orang tuanya, ada. Ada yang kerja pabrik, ada yang ngarit (ngumpulin rumput) di kebun buat makanan sapi dan kambing, ada yang ngerawis kerudung dan ada pokoknya di rumah kalau pun emang gak ke kebun.

Pendekatan sama orang tua disini juga sudah. Yaps tentu, pendekatan yang harus lebih berani ke orang-orang Cikoneng RW 02. Bukan berani karena ngajak ribut, ini berani bertegur sapa. Selanjutnya ya sambil ngobrol, sambil cari tau info tentang Cikoneng RW 02 dan sambil ngejalanin siklus pastinya. Langkah selanjutnya?

Tetap mengikuti siklus meskipun kegiatan disini sudah mengetahui potensi yang ada. Sebulan disini juga pasti berlalu, kalau bukan komitmen warga yang bersedia untuk berdaya, mungkin gak ada "bekas"nya Sarah sempat ada di Cikoneng RW 02.

Sekian. Sarah bingung mau cerita apalagi. Mau ceritain si dia? Sarah kan gak punya "dia" hahaha. Ingatkan Sarah untuk bercerita tentang wisata disini ya, supaya yang baca kepengen main ke Cikoneng. See you!

Wassalamualaikum

Sabtu, 29 April 2017

Diamnya Si Perangkai Kata

Assalamualaikum

Ke posting gak itu fotonya? Kalau ke posting, Sarah mau lanjutin pembahasan yang berangkat dari aksara terangkai di foto itu.

Diam, yaudah lah, Sarah banget itu sih. Diam di mulut, tapi gelisah di hati. Diam di mulut, tapi panas menyelimuti diri. Diam pula di mulut, tapi tiba-tiba ada air mata mengalir di pipi.

Kadang diam, ya memang lagi ingin diam. Kadang diam, memang lagi menunggu kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan pendapat. Dan kadang diam, karena sudah enggan untuk mengawali debat yang endingnya harus kalah juga. Iya Sarah egoisnya gede, jadi gak pernah mau kalah.

Tapi sediam-diamnya Sarah, bakal jadi pelampiasan lewat tulisan. Salah? He'eh aja lah salah. Sarah kan gak pernah luput dari kesalahan. Hidup banyak bicara juga kadang menang cape. Eh tapi, hidup dibalik tulisan juga belum tentu menang bahagia. Jaman sekarang orang mana peduli sama tulisan, acuh aja kan? Budaya membaca perlu dibudayakan lagi, mulai keropos.

Jadi selama ini diamnya Sarah jadi apa? Jadi tulisan; bisa berbentuk pendapat yang dirangkai berdasarkan pengalaman hidup seperti kisah diatas atau bisa berbentuk jadi fiksi seperti cerpen dan puisi.

Okey. See you next day. Kalau Sarah sempet nulis dan berbagi lagi. Catatan kecil, menyatukan pemikiran bukan tentang seberapa cepat dapat bersatu tapi seberapa sanggup untuk berproses dengan waktu yang tak cukup dalam kurun waktu seminggu, dua minggu bahkan ratusan minggu.

Wassalamualaikum

Rabu, 26 April 2017

Praktik Lapangan Terpadu 2017 - Chapter 1

Assalamualaikum

Apa kabar? Mau tau gak? Sarah lagi sakit gigi sekarang. Dingin, jadi ngaruh ke gigi nyut-nyutan. Bae ah, bersyukur ya masih bisa ngerasain sakit.

Coba absen yang pernah ngabdi ke desa siapa? Enak gak? Gimana rasanya? Buat yang belum tau, kepo gak? Kalau kepo, Sarah mau cerita nih. Kalau gak kepo? Yaudah, Sarah mau tetep cerita hahaha.

Kenalan ulud (baca: dulu), Sarah lagi di Kampung Cikoneng RW 02 Desa Cibiru Wetan Kabupaten Bandung. Apa sih yang berbeda di tempat Sarah sekarang?

Beda temen ngobrol, temen hidup, temen makan, dan lain sebagainya. Beda juga sosialisasinya, mayoritas pakai bahasa Sunda. Hm, gak ngerti bos.

Sebelum lanjutin bedanya apa dan bingung maksudnya Sarah bahas apa, Sarah mau perjelas ulud. Perjelas aja, kan biasanya cewek suka butuh penjelasan hahaha.

Perjelas tentang Sarah yang ada di kampung orang. Tujuannya apa, Sar? Tujuannya praktik, yap praktik lapangan terpadu atau biasa disingkat PLT.

Di praktik ini pun merujuk perbedaan. Biasanya anak sains kalau praktik di lab, benar? Nah, berhubung Sarah di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, jadi praktiknya langsung di masyarakat.

Terus kenapa harus masyarakat di kampung atau di desa? Karena masyarakat perlu adanya pemberdayaan, supaya bisa bersaing dengan keadaan kota. Siapa tau bisa jadi desa kuliner, desa wisata, atau desa-desa yang lainnya.

Udah ngerti sampai sini? Udah aja atuh ya. Kalau rada gak nyambung, ya disini juga lagi ramai sama suara-suara motor, jangkrik dan banyak lah. Rada linglung juga ini ngerangkai kata-katanya.

Lanjut bercerita aja. Seminggu pertama di desa orang itu rasanya...beuh luar biasa gak betah. Nangis, Sar? Gak ah, gak nangis. Cuma netes aja hahaha.

Dan perlu kalian tau, seminggu disini tuh lamanya...lama banget. Oh iya sebelum lanjut, FYI (baca: for your information) ya kalau Sarah disini dari tanggal 19 April, yaps baru Rabu minggu kemarin.

Bukannya nakut-nakutin, bikin parno atau apalah. Ini cerita aja. Yang bikin gak betah itu karena kaget. Kaget dengan yang berbeda.

Yang biasanya, ngobrol di kampus, sekarang temen ngobrolnya gak ada. Bukan disini gak ngobrol, cuma kalau sama orang baru, Sarah kan pemalu. Bukannya ngobrol, malah makin diem yang ada.

Sebentar lagi wisuda, masih aja malu. Ya gimana ya, dilatih biar gak malu juga tetep aja. Kecuali udah lama kenal, baru ketauan malu-maluin. Ups.

Selebihnya, dilanjut nanti ya. Sarah masih meraba-raba lingkungan disini. Sejauh ini warganya "welcome", apalagi anak-anaknya. Ngeliat sosial masyarakatnya, bikin iri. Ramahnya gak ketolongan, ramah banget. Lebay? Ya bodo. Faktanya ya begitu.

Sekian. Semoga tetap sehat ya yang baca ini.

Wassalamualaikum