Selasa, 10 Juli 2018

Mahasiswa Tingkat Akhir - Cakrawala Didieuland

Assalamualaikum

Hai hai halo, udah lama yakan gak baca update Sarah di blog? Rindu atau tidak rindu? Sttt! Tau kok, pasti rindu sama ketidakjelasan kisah-kisah Sarah di blog hahaha.

Yowes yowes. Duduk gih, siapin kopi atau teh hangatnya. Karena kisah sekarang, direncanakan kisah balas dendam setelah lima bulan gak update.

Gak punya kopi atau teh? Yaudah beli apa kek. Jajan ke warung depan tuh, ya kalau gak warung depan, warung depan sekolah aja. Kejauhan? Yaudah diem-diem bae dah! Hahaha.

Kebanyakan basa basi ah. Mending langsung lanjut yuk ke kisah yang aslinya, mau kepo? Mau kepo? Mau kepo? Pasti mau! Gak mau juga yaudah gak apa-apa:(

- - - - - - -

Kisah ini di Bandung. Bukan kisah Dilan sama Milea tapi ya. Ini kisah Sarah sama "orang yang demen jalan". Siapa orangnya?

Jeng . . . Jeng . . . Jeng . . . Jeng


Itu dia orangnya; Salsabila Firdausia, panggil aja Sasa. Asli produk Cimahi. Kurang lebih hampir empat tahun kebelakang jadi korban pelampiasan jailnya Sarah dan sampai sekarang masih jadi korban sih muehehe.

Kisah ini tuh disponsori oleh lelah dengan rutinitas kuliah, eh tapi gak juga sih hahaha. Sejujurnya rencana awalnya emang mau hari Rabu jalan-jalannya. Berhubung mahasiswa tingkat akhir gak terlepas dari bimbingan dan ngejar-ngejar dosen pembimbing, gagal saja lah jalan-jalan di hari Rabu.

Ternyata Tuhan yang Maha Baik mengizinkan Sarah dan Sasa pergi. Bersyukur banget satu hari itu Tuhan mendukung kita pergi jauh; ya walaupun sejauh-jauhnya Sarah sama Sasa pergi ya di Bandung.

Padahal nih biasanya memasuki waktu shalat Dzuhur mulai pindah zona basah, sedangkan di hari Kamis tanggal 08 Februari 2018 Tuhan menjaga zona kering tetap kering. Eh gak deh, sempat gerimis lucu gitu datang berkunjung. Gak usah nanya gerimis lucu kaya gimana, karena gerimisnya gak lebih lucu dari Sarah hahaha.

Gimana, udah mulai kepo belum Sarah mau mengisahkan apa?

Dari judul, masa iya gak kepo?

Dari pembukaan yang banyak basa basinya, masa iya belum kepo juga?

Gak kepo sih gak apa-apa kok, cuma paling gak bisa berhenti baca update blog Sarah yang sekarang.

Tuh kan, masih baca juga.

Ketauan deh! Hahaha.

- - - - - - -

Nah rekan-rekan pembaca yang mulai kepo, udah pada tau kan ya ini mau nyeritain Bandung. Biar lebih jelasnya, Sarah mau ajak rekan-rekan pembaca ke Kawasan Wisata Punclut.

Sepengatahuan Sarah, di Kawasan Wisata Punclut yang awal ramai diperbincangkan publik, khususnya anak-anak zaman sekarang, yaitu Lereng Anteng. Tapi itu dulu, sekarang sih beragam pilihan buat nongkrong di Kawasan Wisata Punclut.

Karena beragam, Sarah dan Sasa menentukan pilihan nongkrong di Cakrawala dan Didieuland. Gak ditentuin juga sih, entah kenapa penasaran aja sama tempatnya. Iya gak, Sa? Hahaha.

Oh iya, FYI nih ya, update blog yang sekarang, Sarah dibantu Sasa buat ngelengkapin kisah Cakrawala Didieuland.

- - - - - - -

Sampai di Kawasan Wisata Punclut pas waktu Dzuhur, kalau gak salah. Langsung teringat lah, pertama dan terakhir ke tempat itu sama teman-teman KKN; Essence 233. Flashback on gitu. Apalagi pas mau foto bareng tapi lupa bawa tripod, akhirnya kita pilih tempat sampah yang berubah fungsi jadi tripod. Skip, flashback off.

Berhubung Sarah gak apal-apal banget jalanan di Bandung. Kisah ini tidak didukung dengan maps ya, apalagi petunjuk arah belok mana, atau lewat jalan mana, karena sebagai penumpang yang baik Sarah tinggal duduk aja. Kadang iseng sih tapi kalau mulai bosen duduk doang; contohnya "ngaduin" helm yang dipakai Sarah ke helm yang dipakai Sasa.

Oh iya, kisah ini juga gak didukung estimasi waktu ya. Karena Sarah lupa berangkat jam berapa, tiba-tiba sampai aja di TKP setelah melalui perjalanan yang cukup bikin ngantuk.

Setelah ada masa-masa flashback Sarah, langkah kaki mulai menuju Cakrawala. Nah itu tuh tempat makan, sebut saja cafe, yang sejauh mata memandang keliatan ijo-ijo; ya pohon-pohonan dan kawan-kawannya, bikin mata segar.

Tapi, bukannya langsung makan malah keluar lagi dari cafe tersebut. Pindah ke tempat nongkrong lain, yang kali ini namanya Didieuland.

Nah kalau mau masuk Didieuland, pakai tiket ya. Harganya Rp 10.000 untuk satu pengunjung. Itu harga weekday yak. Nih foto tiketnya


Setelah beli tiket, mulai lah diakses segala penjuru Didieuland. Yang menarik, yang bikin penasaran, yang baru sekali-kalinya Sarah lihat, ada ayunan gede bisa buat tiduran gitu. Maafin Sarah norak!:(

Anggap surga dunia lah yaaa, bisa tiduran sambil memandang yang ijo-ijo.

Kepo ayunannya segede apa? Nih ada foto sama pas diayunan.



Pesan aja sih ini dari Sarah, kalau mau diayunan itu jangan kelamaan diputerinnya. Karena berdampak pada pusing dan mual, apalagi kalau belum diisi makan dari pagi. Korbannya ya itu, yang ada di foto. Penyebabnya ya karena siapa lagi kalau bukan karena Sarah muehehe.

Selama bereksplor ria di Didieuland dan perut masih tetap kosong karena belum makan nasi, banyak banget tempat yang bisa dijadiin tempat foto-foto. Rekomendasi buat para pengguna instagram yang mau hunting.

Karena pada dasarnya tempat nongkrong, maka dari itu Didieuland gak terlepas sama yang jualan makanan dan minuman. Yang review minumannya enak atau B aja (baca: biasa aja) biar Sasa ya. Cuma, nih ada foto minumannya kok.


Kenapa review minumannya aja? Karena Sarah sama Sasa gak jajan makanan disana. Sengaja, biar bisa ngerasain tempat nongkrong yang lain. Sekaligus, hemat sih.

Ya daripada jajan makanan dua kali, belum tentu dua kali jajan itu habis makanannya. Mending yakan dibagi dua, satu tempat buat hunting foto sekalian beli minuman, satu tempat lagi buat beli makanan; tetap aja, sekalian hunting foto hahaha.

Kenyang foto-foto di Didieuland, perut mulai lapar maksimal. Kepo sama foto-foto di Didieuland? Sarah kasih dah foto-fotonya.







Udah cukup ya. Ntar kalau kebanyakan malah naksir sama yang ada di foto. Atau jangan-jangan udah pada naksir?

Cie ketauan lagi kan! Hahaha.

- - - - - - -

Lanjut keponya?

Yuk dilanjut yuk!

Lanjut ke Cakrawala setelah mabok foto-foto di Didieuland. Nah di Cakrawala ini nih, kursi-kursinya ada yang warna orange; kan lucu. Tujuan utama kesini sih, makan nasi. Tujuan selanjutnya, ya foto-foto dong hahaha.

Kalau ke Cakrawala, karena emang konsepnya cafe, gak perlu tiket masuk kok. Jadi tinggal bilang ke pelayan, mau tempat duduk yang kaya gimana, nanti dianter deh sama pelayannya.

Contohnya kaya Sarah, mau tempat duduk yang ada colokannya. Sama pelayanan disuguhkan lah tempat duduk dekat dengan colokan.

Setelah dapat tempat duduk, ya pulang. Gak deh hahaha.

Setelah dapat tempat duduk, mulai bolak balik daftar menu. Dapat yang ingin dimakan, pesan ke pelayan dan menunggu pesanan tiba.

Rencana update kali ini, Sarah mau coba jadi blogger yang ngereview tempat wisata. Karena ngerasa gak sanggup menyelesaikan sendiri, Sarah minta tolong Sasa buat ngasih nilai, yang bikin rekan-rekan pembaca perlu datang ke Kawasan Wisata Punclut, khususnya Cakrawala dan Didieuland.

Jangan heran kalau pesanan makanan Sarah dan Sasa di Cakrawala emang B banget (baca: biasa banget). Apalagi jumlah makanannya dikit. Antara hemat dan gak bisa makan banyak itu beda-beda tipis muehehe.

- - - - - - -

Terlepas dari jumlah makanan dan minuman yang dipesan, sekarang giliran Sasa yang ngasih nilai. Dari segi tempat, suasana atau segalanya dah ya. Ya apapun itu yang ada di Cakrawala dan Didieuland lah intinya. Mariiii~

(Part Sasa)
Yaaa, Sasa tuh orangnya suka banget yang namanya kuliner, udah lah cukup segitu aja. Lanjut review tempatnya, untuk Didieuland konsepnya sih tempat makan tapi suasananya aja yang bikin beda. Suasananya ngingetin ke tempat permainan yang lebih ke arah tempat outbond gitu, unik pokoknya mah. Selain itu untuk makanannya kaya bentuk food court karena pilihannya yang beragam dan disebar di beberapa spot yang berbeda. Sayangnya pas kesana masih ada beberapa tempat yang lagi renovasi, padahal cocok buat bawa anak-anak apalagi sambil rekreasi. Kepuasan mengunjungi Didieuland dengan segala kelebihannya Sasa ngasih nilai delapan.

Kalau untuk Cakrawala tempatnya oke buat nongkrong, bagus tempatnya, suka! Harga keseluruhan menunya harga standar cafe lah, gak murah, gak mahal juga. Sesuai dengan harga, makanan yang dipesan itu rasanya pas, untuk minuman juga oke lah. Kalau untuk dessert, enak! Porsi banyak, harganya termasuk murah, gak mengecewakan! Dan nilai kepuasan berkunjung ke Cakrawala, Sasa ngasih nilai delapan juga.


Pesan dari Sasa:
Buat yang suka main dan nongkrong-nongkrong cantik, bisa dateng aja ke Cakrawala atau kalau mau suasana yang berbeda bisa ke Didieuland yang ada di Kawasan Wisata Punclut

- - - - - - -

Gimana? Puas belum? Puas aja dong.

Kalau belum puas, langsung ke Kawasan Wisata Punclut aja. Rekomendasi pokoknya buat yang mau pergi sama keluarga, sahabat, pacar, hem pacar jangan deh, nanti kalau putus malah tinggal kenangan aja, kan gak asyik. Eh tapi bebas deh, pergi sama siapa aja, asal bikin nyaman.

Mau pergi sama Sarah? Oh boleh tentu saja, dengan senang hati hahaha. Ngarep ah Sarah.

Sejujurnya, tulisan ini udah ngedraft di akun blog Sarah dari bulan Februari lalu, dari jaman-jamannya Sarah masih jadi mahasiswa tingkat akhir. Sekarang sih, Alhamdulillah sudah lepas dari label mahasiswa. Mau tau ceritanya gimana?

Segera update nanti jika benar-benar sudah berakhir, yang mungkin jadi update terakhir juga di tema "Mahasiswa Tingkat Akhir".

- - - - - - -

Untuk rekan-rekan pembaca; Terima kasih udah ngeluangin waktu buat baca. Jangan bosen-bosen baca, apalagi bosen nunggu bacaan dari Sarah yang jarang (banget) update dengan cerita-cerita baru.

Untuk Sasa; Terima kasih udah ngajak jalan-jalan dan bantu memberikan ulasan. Jangan bosen-bosen ngajak Sarah jalan-jalan lagi, BTW, Bandung masih luas ya, Sa?:p

Itu kode hahaha.

Untuk Tuhanku; Terima kasih mengizinkan Sarah pergi bersama Sasa yang dilalui dengan selamat dan aman dijalan selama hari Kamis pada 08 Februari 2018. Jangan bosen-bosen memberikan Sarah nikmat di dunia, bahkan Sarah harap bisa dapat nikmat akhirat juga. Aamiin.

Sampai jumpa di update selanjutnya.

Dadah rekan-rekan pembaca.

Wassalamualaikum