Sabtu, 29 April 2017

Diamnya Si Perangkai Kata

Assalamualaikum

Ke posting gak itu fotonya? Kalau ke posting, Sarah mau lanjutin pembahasan yang berangkat dari aksara terangkai di foto itu.

Diam, yaudah lah, Sarah banget itu sih. Diam di mulut, tapi gelisah di hati. Diam di mulut, tapi panas menyelimuti diri. Diam pula di mulut, tapi tiba-tiba ada air mata mengalir di pipi.

Kadang diam, ya memang lagi ingin diam. Kadang diam, memang lagi menunggu kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan pendapat. Dan kadang diam, karena sudah enggan untuk mengawali debat yang endingnya harus kalah juga. Iya Sarah egoisnya gede, jadi gak pernah mau kalah.

Tapi sediam-diamnya Sarah, bakal jadi pelampiasan lewat tulisan. Salah? He'eh aja lah salah. Sarah kan gak pernah luput dari kesalahan. Hidup banyak bicara juga kadang menang cape. Eh tapi, hidup dibalik tulisan juga belum tentu menang bahagia. Jaman sekarang orang mana peduli sama tulisan, acuh aja kan? Budaya membaca perlu dibudayakan lagi, mulai keropos.

Jadi selama ini diamnya Sarah jadi apa? Jadi tulisan; bisa berbentuk pendapat yang dirangkai berdasarkan pengalaman hidup seperti kisah diatas atau bisa berbentuk jadi fiksi seperti cerpen dan puisi.

Okey. See you next day. Kalau Sarah sempet nulis dan berbagi lagi. Catatan kecil, menyatukan pemikiran bukan tentang seberapa cepat dapat bersatu tapi seberapa sanggup untuk berproses dengan waktu yang tak cukup dalam kurun waktu seminggu, dua minggu bahkan ratusan minggu.

Wassalamualaikum

Rabu, 26 April 2017

Praktik Lapangan Terpadu 2017 - Chapter 1

Assalamualaikum

Apa kabar? Mau tau gak? Sarah lagi sakit gigi sekarang. Dingin, jadi ngaruh ke gigi nyut-nyutan. Bae ah, bersyukur ya masih bisa ngerasain sakit.

Coba absen yang pernah ngabdi ke desa siapa? Enak gak? Gimana rasanya? Buat yang belum tau, kepo gak? Kalau kepo, Sarah mau cerita nih. Kalau gak kepo? Yaudah, Sarah mau tetep cerita hahaha.

Kenalan ulud (baca: dulu), Sarah lagi di Kampung Cikoneng RW 02 Desa Cibiru Wetan Kabupaten Bandung. Apa sih yang berbeda di tempat Sarah sekarang?

Beda temen ngobrol, temen hidup, temen makan, dan lain sebagainya. Beda juga sosialisasinya, mayoritas pakai bahasa Sunda. Hm, gak ngerti bos.

Sebelum lanjutin bedanya apa dan bingung maksudnya Sarah bahas apa, Sarah mau perjelas ulud. Perjelas aja, kan biasanya cewek suka butuh penjelasan hahaha.

Perjelas tentang Sarah yang ada di kampung orang. Tujuannya apa, Sar? Tujuannya praktik, yap praktik lapangan terpadu atau biasa disingkat PLT.

Di praktik ini pun merujuk perbedaan. Biasanya anak sains kalau praktik di lab, benar? Nah, berhubung Sarah di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, jadi praktiknya langsung di masyarakat.

Terus kenapa harus masyarakat di kampung atau di desa? Karena masyarakat perlu adanya pemberdayaan, supaya bisa bersaing dengan keadaan kota. Siapa tau bisa jadi desa kuliner, desa wisata, atau desa-desa yang lainnya.

Udah ngerti sampai sini? Udah aja atuh ya. Kalau rada gak nyambung, ya disini juga lagi ramai sama suara-suara motor, jangkrik dan banyak lah. Rada linglung juga ini ngerangkai kata-katanya.

Lanjut bercerita aja. Seminggu pertama di desa orang itu rasanya...beuh luar biasa gak betah. Nangis, Sar? Gak ah, gak nangis. Cuma netes aja hahaha.

Dan perlu kalian tau, seminggu disini tuh lamanya...lama banget. Oh iya sebelum lanjut, FYI (baca: for your information) ya kalau Sarah disini dari tanggal 19 April, yaps baru Rabu minggu kemarin.

Bukannya nakut-nakutin, bikin parno atau apalah. Ini cerita aja. Yang bikin gak betah itu karena kaget. Kaget dengan yang berbeda.

Yang biasanya, ngobrol di kampus, sekarang temen ngobrolnya gak ada. Bukan disini gak ngobrol, cuma kalau sama orang baru, Sarah kan pemalu. Bukannya ngobrol, malah makin diem yang ada.

Sebentar lagi wisuda, masih aja malu. Ya gimana ya, dilatih biar gak malu juga tetep aja. Kecuali udah lama kenal, baru ketauan malu-maluin. Ups.

Selebihnya, dilanjut nanti ya. Sarah masih meraba-raba lingkungan disini. Sejauh ini warganya "welcome", apalagi anak-anaknya. Ngeliat sosial masyarakatnya, bikin iri. Ramahnya gak ketolongan, ramah banget. Lebay? Ya bodo. Faktanya ya begitu.

Sekian. Semoga tetap sehat ya yang baca ini.

Wassalamualaikum

Sabtu, 08 April 2017

Sabtu Malam - (Puisi)

Sabtu Malam

Karya Sr. Azzahra

Tuhan, apakah ini ujian?
Sungguh tak kuasa, kubiarkan Sabtu malamku berlalu begitu saja
Tuhan, seperti ini kah proses kedewasaan?
Sungguh luar biasa, gelisah hati ini dibuatnya

Detik demi detik berlalu
Dentingan jam menunjukkan malam pukul sepuluh
Tak ada rasa kantuk
Yang terjadi, hanya ada sebuah senyum kikuk

Tuhan, jika ini tanpa restu-Mu
Izinkan aku kembali pada hangatnya peluk-Mu
Aku khawatir jiwa ini resah tak ada dekat-Mu
Bahkan raga ini lemah tanpa sandaran pada-Mu

Tuhan maaf, aku tak ingin melanjutkan
Mohon jaga aku dari ketidakpastian
Mohon jaga aku dari sekedar persinggahan
Sulit rasanya jika ini terikat tanpa kehalalan

Bogor
11 Desember 2016

- - - - - - -

Assalamualaikum
Ngepos puisi lama dulu ya. Udah sebulan soalnya belum ada stok puisi baru.

Maaf juga cuma bisa menyapa di akhir kiriman kaya gini. Entah, tiap mulai nulis mata lelah, gak bisa lama-lama liat layar hp.

Next, mudah-mudahan bisa ngepos kiriman yang mau dilombain. Ditunggu ya, oke?

Selamat Sabtu malam. Ada salam dari Bandung buat kamu, kapan akan kembali berkunjung? Katanya, rindu ini sudah tak bisa dibendung.

Semoga tetap sehat; jiwa, raga dan keuangan. Semoga tetap bahagia; ada dan tak ada Sarah. Dan semoga sapa singkat ini bisa menghapus rindu pembaca dengan tulisan Sarah, iya tulisan Sarah, bukan Sarah-nya:')
Wassalamualaikum