Kamis, 26 November 2015

Intropeksi Hati

Apa kabar hati? Mau ngeluh cape kalau sekarang di kampus mulai banyak tugas kuliah? Mau ngeluh cape kalau sekarang tugas kelompok lebih sering dikerjain sendiri? Mau ngeluh juga kalau sekarang kamu lagi kecewa?

Hai hati, bukan kah kamu sudah biasa dengan tugas kuliah yang banyak? Hai hati, bukan kah kamu sudah biasa dengan jiwa pembantu ngerjain tugas kelompok sendiri? Dan, hai hati, bukan kah kamu sudah terlatih kecewa karena sering tidak dianggap?

Wahai hati dengan segala rasa yang ada di dalam hati. Silahkan pendam saja di dalam hati, karena hati yang lain belum tentu merasakan kecewa seperti yang kamu rasa.

Wahai hati dengan segala rasa yang ada di dalam hati. Silahkan pendam saja di dalam hati, karena dengan tangisan orang lain akan tau apa yang sedang kamu rasa.

Wahai hati dengan segala rasa yang ada di dalam hati. Silahkan pendam saja di dalam hati, karena hati tidak akan mempan dengan ucapan sabar dan maaf jika sudah sakit hati.

Bagaimana hati? Apa mungkin sakit hati yang kamu dapat karena ulah mu sendiri?

Mungkin. Karena kamu berulah sesukamu tanpa kamu memikirkan hati yang lain.

Mungkin. Karena kamu lebih senang melihat hati yang lain bahagia sedangkan kamu merasakan kecewa.

Mungkin. Karena kamu lupa bersyukur saat kamu merasakan kebahagiaan yang telah Allah berikan kepadamu.

Hai hati, sudah sejak lama kamu tidak intropeksi seperti ini. Ada apa hati? Apa ada masalah dengan hati? Atau, hati mulai sadar seberapa penting hati lain bagi kamu, suatu saat, hati lain pun akan mengecewakan kamu.

Wahai hati yang kecewa tiba-tiba, wahai hati yang sakit tiba-tiba dan wahai hati yang menangis dengan tiba-tiba.

Segera pikirkan kesalahan yang telah kamu perbuat. Segera akui kesalahan yang telah kamu perbuat. Lalu, segera pula lah mohon maaf kepada hati yang telah kamu buat sakit hati karena kesalahan mu.

Semoga kecewa yang hati rasa akan pudar dengan sendirinya. Semoga sakit yang hati rasa akan sembuh dengan sendirinya. Dan, semoga tangisan yang sempat datang dengan tiba-tiba akan menjadi tawa bahagia dengan sendirinya.

Terima kasih telah memberikan ruang untuk hati berbagi rangkaian kata yang disusun oleh hati. Terima kasih telah membaca rangkaian kata hati sampai disini. Dan, terima kasih memberikan kepercayaan yang lebih pada hati untuk menyusun rangkaian kata ini.

Salam dari hati untuk hati yang lain, yang mudah-mudahan diberi kesabaran berlebih dan keikhlasan berlebih untuk memafkan kesalahan hati lain.