Senin, 24 Agustus 2015

Aku Gak Sendiri

Mengenal orang itu mudah tapi memahami orang itu yang susah. Gak semua yang kita kenal bisa kita pahami, begitu pun sebaliknya. Kadang, khususnya aku sendiri, buat percaya sama orang itu gampang, sampai akhirnya kekecewaan yang merusak kepercayaan itu yang bikin aku mundur buat percaya seseorang.

Tapi, gak semua kekecewaan buat aku mundur. Kadang, aku cukup jaga jarak sesaat hingga akhirnya orang yang mengecewakan aku mencari ku dan butuh aku. Walaupun dia yang bikin kecewa gak minta maaf, tapi kalo emang dia butuh aku, aku harus bisa pasang tampang gak ada apa-apa diantara aku dan orang lain itu.

Dari aku kecil lebih dari banyak orang yang sudah aku kenal, terlebih orang yang ku kenal di dunia maya. Tapi, cukup beberapa orang aja yang bisa kupercaya, sebut aja mereka "sahabat" ku.

Walaupun status sendiri, tapi kalo udah sama sahabat itu kebahagian gak berhenti buat ngalir begitu aja. Emang kadang kesedihan hadir diantara sahabat ku itu. Dan itu menuntutku sebagai orang yang bertanggung jawab untuk bisa diandalkan membuat mereka bahagia lagi.

Ya emang, aku juga gak gampang bikin mereka bahagia, apalagi bikin mereka ketawa, tapi saat mereka butuh orang yang bisa dengerin cerita, saat mereka butuh orang yang nemenin mereka ngobrol langsung, atau mungkin mereka butuh orang yang bisa hadir buat mereka saat orang yang mereka harapkan gak hadir buat mereka; aku siap diandalkan. Kecuali ya, kalo emang aku lagi off data internet atau lagi tidur, nah itu tuh, kadang nyesel juga pas ada yang butuh akunya gak bisa bantu.

Kadang, malah terlebih sering kayanya, kalo kekecewaan karena sahabat itu ada, cukup dipendam sendiri, kalo emang perlu cerita aku pun akan pilih-pilih orang untuk mendengarkan cerita ku.

"Kok pilih-pilih? Kenapa gak semuanya aja diceritain ke semua orang yang udah kamu percaya?"

Karena gini, saat kalian punya masalah, gak semua orang yang udah kalian percaya ada waktu buat dengerin cerita kalian. Karena gak semua cerita aku penting buat mereka, karena aku gak mau ganggu waktu mereka (apalagi mereka yang sibuk) dengan cerita cengeng ku dan satu lagi, karena kadang mereka juga punya masalah sendiri yang lagi mereka usahakan untuk diselesaikan dengan cara mereka sendiri, masa iya aku tambahin pikiran mereka dengan masalah cengeng ku, gak tega lah.

Kalo udah gitu, kadang menyimpan sendiri masalah yang ku punya lebih asik daripada ngarepin orang yang bisa dengerin cerita dengan ikhlas tapi malah sabodo teuing.

"Katanya punya sahabat, kok masih suka ngerasa sendiri atau pas mau pergi ke suatu tempat masih bingung ngajak siapa?"

Karena gini, gak semua ada waktu buat nemenin aku, gak semua ada uang buat nemenin aku, gak semua ada izin buat nemenin aku.

Karena aku juga kadang bikin kecewa mereka, kadang bikin nangis mereka, ya walaupun mereka gak bilang tapi hati kadang ngerasa kalo abis buat salah sama orang yang udah aku anggap dekat. Jadi, buat apa aku berharap lebih pada mereka? Aku juga masih belum sempurna buat mereka. Sadar diri aja ini mah.

Ya spesial terimakasih aja buat sahabat yang udah bisa hadir di hidupku, gak semua bikin bahagia tapi dengan kekecewaan aku bisa paham sifat asli mereka gimana, seenggaknya kan biar gak keulang aja sama kekecewaan yang sama karena orang yang sama.

Emang sampai saat ini juga, mau seberapa lama persahabatan aku dan mereka, aku juga kadang masih perlu intropeksi diri biar aku gak salah nanggepin mereka atau mungkin aku juga masih perlu memperbaiki diri agar mereka lebih nyaman dekat dengan ku.

Disatu sisi, pikiran aku kadang aneh. Apa yang aneh, ya itu suka kepikiran "aku dianggap sahabat gak sih sama mereka, sebagaimana aku menganggap mereka?" Pikiran anak-anak banget yakan, tapi ya nikmatin aja lah selagi mereka butuh aku, aku sebisa mungkin ada buat mereka.

Atau kadang aku juga merasa aneh dengan perasaan ku terhadap mereka. Apa yang aneh, ya itu suka ngerasa "cemburu" kalo ngeliat mereka lagi asik sama sahabat mereka yang lain atau ngeliat mereka bahagia sama orang lain, gak salah sih emang cuma kadang bikin aku mikir "kenapa harus sama orang lain? kenapa gak sama aku aja? aku gak seasik orang lain itu atau emang orang lain itu lebih dianggap ada oleh sahabatku?"

Ya entah, namanya juga perasaan. Kalo udah gitu aku bisa apa, paling diem aja.

Terus intinya nulis sepanjang ini apa? Gak tau juga sih, ya pokoknya pengen aja mereka yang udah aku anggap sahabat itu bisa tau aku sayang mereka melebihi pacar mereka, ya walaupun aku juga gak bisa janjiin mereka dengan kebahagiaan terus. Aku cuma bisa janji yang seenggaknya bisa aku tepatin, aku janji untuk selalu ada, sebisa mungkin ada buat mereka. Karena dengan mereka, aku gak ngerasa sendiri.

Cukup lah, kebanyakan nulis jadi ngawur kemana-mana nulisnya. Maafin ya, bawaan perasaan suka gini, segala yang dirasa jadi ditulis. Hampura ya akang teteh sadayana. Sampai ketemu aja ditulisan selanjutnya.

Rabu, 12 Agustus 2015

BengBeng

Coba tafsirkan saja apa yang aku tulis disini. Aku hanya mencoba menuangkan segala rasa dan pikiran ku yang kini hanya mampu ku simpan sendiri, setelah sebelumnya aku menuangkan kepada dia langsung yang kuanggap mempunyai rasa yang sama namun ternyata tidak.

==========

Aku dengan dia sebelumnya emang udah saling kenal, sekedar nama dan wajah, dulu waktu aku kecil. Iya dulu sebelum mengerti apa rasa sayang kepada orang lain dan apa rasanya ingin bersama serta ingin memiliki orang yang kita sayang.

Saat ini, saat usia mulai beranjak 18 tahun, saat segala susah senang hidup mulai aku tau rasanya, saat aku memilih orang yang seperti apa yang bisa aku pertahankan dan saat ini pula aku mulai melihat dia lagi.

Entah sejak kapan perasaan pada dia ada, yang jelas aku selalu menantinya keluar dari masjid saat orang-orang selesai shalat berjamaah. Dan, satu hal pasti aku mulai berharap agar bisa memiliki salah satu media sosialnya agar aku mampu selangkah lebih dekat dengan dia.

==========

Malam ini adalah malam kesekian yang mungkin berlalu begitu saja selama aku libur semester genap. Bosen, satu hal yang ku rasakan tiap harinya. Hingga akhirnya, satu organisasi di dekat rumah pun terbentuk.

Perkenalan organisasi itu pun begitu alot dan mungkin kurang kondusif, tapi satu yang kurasa lebih waktu pertama menghadiri perkenalan malam itu, aku menemukan wajah dia diantara banyak cowok lainnya.

Hanya bisa menjaga senyum kebahagiaanku sendiri agar tak ada yang mengetahuinya saat itu. Kebahagiaan yang cukup lama hilang dari hidupku. Yang sempat aku lupakan rasanya.

==========

Tengah malam pun menjadi kebiasaan ku hidup selama dua bulan lebih aku libur. Saat asik nonton berita, tak sengaja aku membaca nama seorang di berita baris. Iya nama awal dia, hingga akhirnya aku teringat untuk mencari salah satu media sosialnya dengan nama itu.

Kutemukan lebih, ternyata dia memampangkan pin bbmnya dengan jelas, langsung ku invite dengan harapan bisa lebih dekat dengan dia.

Lama kutunggu dia accept pin ku. Aku mulai berpikir, "mungkin ganti pin, yaudah lah" tapi harapan itu kembali ada, ya ada. Ku lihat recent update dia menjadi kontak ku. Senang, iya senang tapi bingung ingin mulai pembicaraan apa dengannya.

Akhirnya aku memilih diam dan nanti aja biar sang waktu yang memberikan aku kesempatan.

==========

Singkat tapi itu permulaan aku menjadi dekat dengannya, chat dia yang memanggil namaku membuatku menjadi bahagia sesaat kemudian.

Hari berikutnya setelah perkenalan hari pertama yang asik dan manis atau mungkin sangat manis dengan membahas bengbeng dan ovaltine, ada rapat yang harusnya ku hadiri di organisasi baru dekat rumahku itu namun sayang kondisi badan tak mendukung hingga akhirnya aku ketiduran.

==========

Sesaat setelah bangun, kabar tak enak membuatku marah, kesal dan mungkin merasa gak adil. Hingga akhirnya aku malah melampiaskan kekesalanku pada dia, orang yang baru-baru ini aku kenal lagi.

Anehnya, dia peduli dengan kekesalanku, dia selalu menanggapi semua chat kesalku padanya dan dia selalu menjawabnya dengan sabar. Dan yang pasti, dia yang memaksa ku tetap ikut organisasi itu yang awalnya aku mulai malas ikut gara-gara kabar tak enak sebelumnya.

Dia juga yang gencar chat ku saat malam berikutnya ada pengesahan anggota organisasi, dia bom bbm ku dengan pertanyaan, "lu dimana? udah mulai ini" "gue udah disini, lu dimana sar?" "sar udah dmn?"

Entah aku yang salah menafsirkan atau emang dia yang biasa berbuat itu dengan cewek lainnya, yang jelas aku merasa istimewa disaat orang lain asik dengan dunia barunya dan dengan jabatan barunya.

==========

Singkat cerita beberapa hari setelah pengesahan itu, aku gak sanggup menahan perasaanku, jujur sakit, bikin tidur gak nyenyak untuk beberapa hari terakhir ini.

Murahan? Gak ada gengsi? Gak tau malu? Ya anggap saja aku begitu kalau kalian menganggap keberanianku mengutarakan semua yang kurasa pada dia langsung. Walaupun lewat chat, tetep aja sih gemeteran.

Gak tau harus gimana lagi, yang jelas aku takut menyesal kalau ternyata aku gak berhasil mengutarakan pada dia semua. Karena yang aku tau "kalau emang sayang ya bilang, sebelum ke duluan orang"

Berpesan agar semua yang aku mau bisa aku simpan dalam doa, begitu isi chat yang dia kasih waktu aku ngedumel sebelum akhirnya aku berhasil jujur tentang perasaanku padanya, entah ini perasaan sesaat atau emang perasaan yang serius.

Mungkin empat bulan waktu yang cukup untuk menjawab semuanya. Empat bulan yang akan menjadi penentu. Dan, empat bulan aku akan rantau lagi di kota orang bahkan lebih dari empat bulan itu.

==========

Tiga hari setelah itu, aku tak mendapat kabar dia. Hilang kontak, sepi, dan merasa ada yang hilang di hari-hariku walaupun cuma di chat. Yang aku tau, dia lagi asik liburan dengan teman-temannya.

==========

Tiba lah malam ini, (dimana esok pagi ada rapat lagi) yaps malam minggu, yang jelas aku lagi gak sendiri, karena malam ini aku melaluinya bersama warga di RT ku.

Ku nyalakan mobile data di hp ku, kupikir ada late notifikasi masuk, ternyata itu adalah notifikasi baru. Sebuah mention dari dia, yang belom sempat ku balas dan dia langsung mengirim direct message yang memintaku memberi kabar di grup chat organisasi bahwa hpnya rusak dan kalau bisa aku sms dia biar dia jelasin semua.

==========

Minggu malamnya, satu hari setelah dia mengabari aku lagi, aku bertemu lagi dengan dia di sebuah acara yang mungkin akan rutin diadakan oleh organisasi itu.

Tak ada yang kuharapkan lebih, karena sms kemarin pun yang ku kirim gak ada yang dia balas. Hingga muncul satu sms, "sar tadi ngeliat gue?"

Iya jelas keliatan, hati ini gak bisa boong kalau emang selalu dia dan masih dia yang paling awal aku cari agar aku bisa melihatnya.

==========

Sms pun gak berlanjut karena sinyal dia gak mendukung, pending. Aku bisa apa. Tak lama sms dia masuk "nih add line gue yang satunya aja, usernya ......."

Ah harapan, kembali muncul dan kembali membuatku baper.

==========

Namun, kebaperan ku kadang ku ikhlasan begitu saja dalam doa seperti yang dia katakan.

Gak bertahan lama emang mengikhlaskan kebaperan, namanya pernah berharap walaupun sebelah tangan doang ya tetep aja. Hati gak bisa boong.

==========

Selalu dan selalu saat harapan sudah hampir hilang, dia datang. Entah apa yang membuat dia sms ku pagi ini, ya emang bukan sms personal yang bikin baper tapi namanya seneng orang di harapkan ngesms bisa tiba-tiba sms ya tetep weh ya seneng.

Kata orang yang entah kubaca atau kudengar "seseorang itu ada di prioritas orang lain, saat orang lain itu lagi ada di saat susah" ya simplenya gitu, ngerti kan maksudnya?

Jadi, ceritanya gini, pagi itu dia sms minta tolong beliin pulsa, karena aku baru saja beli pulsa dan males keluar lagi, aku pun mentransfer pulsa ku saja. Dan ngomong-ngomong, kenapa harus ke aku ya sms minta pulsanya? Emang aku ada di prioritas dia atau karena aku bisa disuruh seenaknya saja sama dia? Entah ya, kadang aku malas membicarakan yang serius lagi dengan dia, si bengbeng.

==========

Karena pulsa aku dekat lagi dengan dia, ya emang sesaat doang sih. Hingga akhirnya aku pun baper lagi. Seperti saat ini, saat aku menulis cerita ini. Eh bukan cerita juga deng, gak tau apalah ini namanya.

==========

Ya mungkin cerita aku dan dia hanya sebatas bengbeng, yang selalu manis. Dan akan tetap manis kapan pun dimakannya. Walaupun gak tau manisnya bengbeng itu bertahan hingga berapa lama.

Aku merindukan manisnya bengbeng seperti aku merindukan manisnya kedekatan ku dengannya beberapa waktu lalu. Aku mengharapkan manisnya bengbeng agar mampu menemani hari-hariku seperti aku mengharapkan manisnya chat dia yang selalu menemani hari-hariku. Aku pun mengucap dalam doa dan berharap pada diam agar manisnya bengbeng menjadi manis di kehidupan ku sebenarnya.

Entah kapan, semoga manisnya bengbeng bisa benar-benar manis di kehidupanku selanjutnya yang masih kuharapkan masih dengan dia.

Btw jam segini laper, enak kayanya kalau ada yang ngirim bengbeng nih. Hahaha ngarep.

Selasa, 04 Agustus 2015

Tak Kenal Maka Tak Baper

Kenalan abis itu lanjut deket sama lawan jenis? Siapa sih yang gak mau, apalagi kalau emang disitu kita lagi ada di posisi butuh pendukung. Ya seperti biasa awal kenalan pasti manis-manis deh, kadang juga kaku karena gak biasa memulai sesuatu.

Saat ini kenalan itu sebagian lewat dunia maya, aplikasi android dan situs web lainnya. Canggih, tapi kalau kalian gak hati-hati kalian yang akan kena dampaknya. Gak cuma sekali loh kasusnya, di berita juga kan udah sering ada, penculikan, penipuan, yaudah sih itu aja yang aku tau biasanya di berita.

Kalau perkenalan berjalan mulus biasanya lanjut modus, atau mungkin tulus kalau emang mau serius. Tapi gak semudah itu, semua berproses hingga nyaman hadir diantara dua insan yang sudah berkenalan tadi. Mau orangnya kaya gimana pun, kadang ada sifat jeleknya ya tetep aja, kalau emang dia udah bisa bikin nyaman mau orang ngomong apa, gak peduli.

Semua kenalan juga gak berakhir bahagia, banyak yang tiba-tiba baru ngerasa mulus perkenalan eh satu pihak meninggalkan. Entah karena alasan apa. Ya emang katanya semua pertemuan berakhir perpisahan, tapi gak gitu juga cara berpisahnya, kita juga punya hati kan. Duh.

Berbagai macam jenis sifat manusia pun dapat kita kenal, walaupun gak kenalan dalam posisi kita kenalan langsung, ya contohnya pas kalian denger temen kalian nyeritain temennya yang lain, mau gak mau kalian harus bisa ngertiin sifat temen yang temen kalian cerita itu biar tau apa solusi atau saran yang nantinya bisa di kasih buat temen kalian.

Ngerti gak maksudnya gimana? Ya kalau gak ngerti abaikan aja, bingung ngerangkai kata juga emang disitu haha.

Kadang juga bingung, kenapa Allah mempertemukan dua sifat orang yang beda jauh dihadapan kita? Terlebih ini lawan jenis, yang harapannya bisa ada buat nemenin hari-hari kita.

Contohnya berkenalan dengan orang cuek, agak gemes emang, sampai akhirnya kita gak sabar dan kadang harus nekat buat menyampaikan perasaan yang ada sebenernya di diri kita sama dia. Kalau gak gitu? Mungkin akan jadi rel kereta, selalu berdampingan tapi tak bersatu, kalaupun bersatu kadang cuma dipake buat puter balik.

Tapi, jangan sia-siain orang cuek, dalam cueknya yang kadang gak peduli malah sebenernya dia yang lebih peduli, setidaknya mereka peduli dalam diam dengan memberikan doa. Cueknya yang bikin gemes, kadang kalau lagi ngasih sesuatu yang gak kita kira-kira, suka keliatan lebih romantis daripada orang-orang romantis yang ada.

Mau deket sama orang cuek juga, harus bisa berani ngomong, biar ada kepastian diantara kalian dan kenalan kalian itu. Kalau buat cowok gak masalah mungkin, tapi yang cewek kadang gengsi. Masih mau gengsi terus? Kalau bukan kalian yang ngomong, kapan dong majunya? Lanjutkan sendiri persepsi kalian pokoknya buat orang cuek, karena kenalan sama orang cuek kadang kaya main teka-teki.

Tapi kenalan sama orang yang gak cuek lebih bikin pusing, terlebih dia punya prinsip baik ke semua orang. Bagus sih prinsipnya, tapi (disini sudut pandang aku nih ya) kalau misalkan cowok punya prinsip kaya gitu, masih bisa dibilang baik?

Contohnya gini, wajar kalau sama temen cowok dia baik, tapi kalau sana sini punya kenalan cewek banyak, anggap lah temenan, masa sih baik ke semua cewek kalau gak pake rasa berlebih? Astagfirullah suudzon. Ya bukan apa-apa, beruntung kalau kita gak sampai baper ke si cowok itu, nah kalau yang gampang baper kan nanggepnya beda. Kalau udah beda gitu, siapa yang sakit? Harus cewek lagi? Duh kasian.

Namanya juga gampang baper, mau dihalangi pake topeng apa pun juga baper tetep aja baper. Beruntung kalau si lawan jenis punya perasaan yang sama, kalau gak? Mungkin perpisahan akan hadir dalam beberapa hari. Coming soon pokoknya mah kaya di bioskop-bioskop gitu.

Kenalan emang gak selalu manis tapi kenalan menghadirkan sesuatu yang kadang bikin senyum-senyum meringis hingga akhirnya kenalan itu suka berakhir tragis yang bikin kita nangis.

Kenalan mengenalkan kita pada orang yang menurut kita bener tapi menurut Allah kadang salah, sampai orang itu emang harus pisah dari kita. Kenalan mengenalkan kita pada orang yang menurut kita salah tapi menurut Allah kadang bener, sampai orang itu emang harus selalu ada disamping kita walaupun just friend.

Selamat berkenalan, semoga kenalan kalian tak berakhir tangisan.

Note: di pepatah ada kalimat "tak kenal maka tak sayang" nah terus kita udah saling kenal tapi kok kita belom saling sayang ya? Udah gitu aja sih.

Ada Seperti Tak Ada

Entah cuma aku atau semua orang merasakannya, iya merasakan ingin dianggap ada. Mulai dari dianggap ada di keluarga, di masyarakat atau mungkin meluas di dunia. 

Mungkin tanpa sadar banyak orang yang telah melakukan berbagai kegiatan agar bisa dianggap ada oleh dunia orang lain, bukan hanya dunianya sendiri. Salah satu yang sering dengan kegiatan cari sensasi kayanya, menurut kita yang normal dapat dianggap kegiatan yang diluar batas kewajaran, berani malu buktinya. Atau dengan kegiatan yang banyak dilakukan kebanyakan remaja sekarang, menjadi hitz. Yang semua tempat nongkrongnya di apdet, sebelum berangkat kemana juga outfitnya di apdet, yang katanya udah ngefollow ternyata belom, ya mungkin dengan begitu mereka merasa ada. Atau di dunia nyata, dengan masuk organisasi kalian berharap bisa dianggap ada, mungkin lewat ide-ide kalian yang bagus untuk organisasi, lewat bakat kalian yang bisa disalurkan dalam sebuah organisasi itu, namun tak jarang tetap saja gagal, karena lebih banyak yang telah dianggap ada oleh masyarakat lainnya sebelum mereka masuk ke dalam organisasi, contoh yang gagal? See me.

Gak ngerti sih apa yang salah, sepertinya lagi kurang bersyukur saat ini. Bisa masuk organisasi dan ngasah kerjasama disana aja, aku sudah termasuk yang dianggap ada, karena diluar sana itu masih ada (banyak) yang harus mencari cara bagaimana bila dia ingin dianggap ada.

Satu sisi, walaupun sudah ingat akan hal itu, rasa tak adil pun kadang muncul. Hal kecil mungkin menurut sebagian orang gak penting tapi buat ku itu penting. Karena, KALAU HAL KECIL AJA KALIAN DIANGGAP SEPERTI TAK ADA, BAGAIMANA BILA DIHADAPKAN DENGAN HAL BESAR? Think again.

Contoh ketidakadilan yang mungkin kalian rasakan, anggap kalian sibuk diluar kota namun sedang ada dalam keadaan pulang menuju rumah asal kalian karena libur yang diberikan oleh tempat rantau kalian, singkat cerita dalam keadaan jarak jauh pun kalian mengamati apa aja yang udah terjadi sama organisasi itu, ya dengan banyak aplikasi yang disediakan android kalian juga mengerti pastinya, salah satunya itu whatsapp, aplikasi itu buat chat dan menjadi chat grup pun bisa, but, tak semudah itu kalian dianggap ada, di grup itu lebih banyak orang yang sudah dikenal di dunia nyata sebelum menjadi orang dunia maya, jadi sama aja mengundang orang yang udah dianggap ada ke dalam sebuah grup chat.

Berbagai bahasan bermutu dibahas, sampai biasanya acara pun sebagai bagian dari sebuah ide menjadi bahasan yang dibahas dalam grup chat itu. Ratusan atau bahkan ribuan chat menumpuk. Dalam satu kesempatan ternyata membahas acara yang sebentar lagi akan dilaksanakan, entah kapan, karena emang gak ada tanggal yang dilontarkan dalam grup tersebut. Menunggu, no komen dan silent reader, itu aku, karena aku merasa kegiatan terakhir yang dilakukan organisasi aja aku diundang masa iya yang sekarang gak?

Kenyataannya, duh, kecewa. Ternyata beberapa teman ku apdet foto di dalam acara organisasi, lalu aku? Cuma bisa ngeliat hasil fotonya aja. Bisa ya gitu, iya lah bisa, karena aku ada seperti tak ada, aku selalu dianggap ada di kota rantauku tanpa ditanya terlebih dahulu aku sedang dimana.

Padahal dalam keaadaan libur itu, aku butuh kegiatan, terlalu bosan aku di rumah, terlalu sesak tanpa kegiatan yang bisa kubantu. Yaudah aku bisa apa, toh mungkin ini adanya aku yang ingin dianggap ada namun selalu gagal. Duh.

Lanjutnya, organisasi di rumah pun tak kalah seperti organisasi pertama. Singkat cerita, organisasi ini baru terbentuk dan biasa lah ingin buat grup chat, jadi satu grup chat di line. Tapi sayangnya, diundang masuk grup itu pun gak, entah cuma aku atau banyak yang lainnya di luar sana yang gak diundang. Terus kenapa aku bisa tau kalau organisasi itu punya grup chat? Hal mudah, itu karena temanku yang bisa dianggap tak sengaja cerita ketika kami sedang berkumpul.

Terserah lah dengan berbagai ketidakadilan bagiku, emang dasarnya aja kurang bersyukur. Entah usaha apa lagi yang harus dilakukan, aku terlalu muak berusaha agar dianggap ada namun terlalu sering dianggap seperti tak ada. Putus asa, mungkin pada akhirnya begitu.

Mungkin dengan tulisan ini kalian yang sering menyepelekan orang lain, coba rangkul orang sekitar kalian, karena buat kalian yang selalu dianggap ada kalian gak perlu susah berusaha mencari cara agar dianggap ada.

Dan terpenting dalam tulisan ini, aku cuma berharap kalian baca isinya sampai sini dan setelah dibaca mengerti lah kalian yang selalu dianggap ada, bahwa orang yang selalu dianggap seperti tak ada itu lah yang mungkin selalu menyemangati kalian.

Semoga kalian yang selalu dianggap seperti tak ada bisa menemukan cara agar kalian cepat dianggap ada dan menjadi selalu dianggap ada di dunia orang lain bukan hanya di dunia kalian sendiri.

Menulis lah seperti ini, jika kalian bingung cara apa yang ingin kalian lakukan agar bisa dianggap ada. Karena dengan begini, aku pun berharap aku dianggap ada. Menulis lah walau kadang tulisannya masih tak sesuai ejaan Indonesia yang benar, selamat mencoba untuk kalian yang selalu dianggap seperti tak ada, aku tau rasanya dianggap seperti tak ada.