- - - - - - -
Assalamualaikum
Halo
hai, Sarah kembali. Apa kabar hayo? Harus sehat dong, nanti kalau sakit
Sarahnya sedih:(
Oh iya,
mau tanya nih. Pada tau gak sih terkait berita yang Sarah cantumin diatas? Kalau
yang sering pantau berita, pasti tau. Karena berita yang Sarah cantumin tersebut
bakal mengawali cerita kali ini untuk
kiriman terbaru blog Sarah. Lanjut?
Sebelum
dilanjut, buat rekan-rekan pembaca boleh dibaca dulu beritanya kalau emang
belum tau berita lengkapnya. Nah buat yang udah tau beritanya dari berita
online, berita di siaran televisi nasional atau berita dari broadcast siapa
pun, Sarah mau cerita kalau Sarah jadi salah satu penumpang di dalam KRL tersebut.
- - - - - - -
Awal Kita Janjian
Hari
Minggu, tanggal 10 Maret 2019 berasa jadi hari paling bersejarah selama 22
tahun Sarah hidup. Gak ada kepikirannya bakal dititipin “pengalaman hidup”
(read: musibah) di tanggal yang udah lama dijanjiin jadi tanggal janjiannya
Sarah sama Annisa buat hunting foto di kafe daerah Bogor.
Eh iya
sebelumnya, kenalin Annisa, temen rasa sahabat rasa keluarga yang udah dari
jaman SD bareng Sarah. Hubungan kita gak romantis tapi selalu harmonis, keren
gak tuh? Hahaha.
Nah panggilan
sayang Sarah sama Annisa yaitu bek or beki. Gak ngerti lagi motivasinya panggil
itu apaan, lupa hahaha.
Hem
gini, Sarah sama Annisa itu sering banget buat sekedar beli kopi di kafe
sekalian hunting foto. Sebelumnya, di bulan Februari sempet janjian buat
hunting di pertengahan atau di akhir bulan. Sarah yang janjiin itu pas Annisa
ngajakin hunting.
Ternyata,
rencana Tuhan berkata lain. Ada satu dua hal yang bikin Sarah harus membatalkan
tanggal janjian di pertengahan dan di akhir bulan Februari itu. Hingga di awal
bulan Maret, Sarah menjanjikan untuk pergi di tanggal 10 Maret. Ini pertama
kalinya, Sarah sama Annisa mau hunting foto sampai direncanain seribet ini, ya
karena emang biasanya tim dadakan.
- - - - - - -
Kita Menunaikan Janji Kita
Tiba
di Stasiun Bojonggede jam 09.45 WIB, kayanya. Gak berapa lama, masuk rangkaian
KRL 8 kereta menuju Stasiun Bogor. Tanpa pikir-pikir lagi, Sarah dan
Annisa masuk dalam rangkaian KRL tersebut di pintu kedua dari gerbong
pertama, gerbong khusus wanita.
Hari
itu, jam itu, KRL yang ditumpangi termasuk sepi karena gak ada
penumpang yang berdiri, khususnya ya di gerbong yang Sarah dan Annisa tumpangi.
Kursi penumpang di KRL itu berhadap-hadapan. Posisinya di sisi kanan
dan sisi kiri dalam rangkaian KRL dengan satu bangkunya bisa menampung
7-8 penumpang. Setelah masuk dalam rangkaian khusus wanita, Sarah dan Annisa
duduk di posisi kiri dari arah lajunya KRL. Dan Sarah duduk di sebelah
kirinya Annisa.
Hari
itu, Sarah dan Annisa menunaikan janji kita untuk hunting foto di kafe daerah
Ciheuleut, Bogor. Dalam perjalanan menuju Stasiun Bogor, setelah melewati
Stasiun Cilebut, setelah membahas kabar putus Annisa dengan mantan kekasihnya, Sarah
membuka obrolan, “Dufan lagi promo kan bek, nah temen-temen kuliah gue
wacananya sih mau ke Dufan, tapi belom tau kapan”.
Sarah
lanjutin lagi ngomongnya, “Kalo emang jadi sih gue gampang, bisa ngikut aja, gue
bingung yang pada dari Bandungnya gimana”.
Berhubung
lupa Annisa jawab apa pas Sarah bilang itu, jadi skip aja dah ceritanya ya. Dan
gak berapa lama,
Hem
enaknya ditulis apa ya kalau terdengar bunyi benda patah?
“Kreeek!”
atau “Kreteeek!”
Sarah
ambil yang “Kreteeek!” aja ya. Karena ya bunyi itu yang kedengeran di kuping
Sarah.
Nah bunyi
patah tuh satu kali, selang beberapa detik kemudian bunyi lagi, “Kreteeek!”. Itu
cukup kencang bunyinya, sampai Sarah pun kepikiran, “Wah ada yang gak bener nih
sama keretanya”.
Baru
mau ditepis pikiran jelek itu, tiba-tiba aja posisi Sarah yang lagi duduk
terpental ke arah depan dan nabrak bangku yang ada di posisi sebelah kanan
karena KRL di rem mendadak. Setelah itu, KRL di rem lagi,
terpental lagi lah ke arah posisi bangku sebelah kiri dan kali ini dapat bonus
ketiban orang.
Selama
percobaan KRL di rem, itu rangkaian dari bagian ruang masinis dan
gerbong wanita udah mulai keluar jalur kereta. Mau tau rasanya gimana pas di
dalam kereta yang keluar jalurnya?
Anggap
aja rekan-rekan pembaca lagi dalam mobil atau lagi naik motor tapi melalui
jalan yang banyak batu-batu, nah kurang lebih begitu rasanya. Tapi kalau yang
ini sih sensasinya lebih berasa dan gak mau lagi ngerasainnya.
Setelah
kereta berhasil berhenti, posisi Sarah ada di lantai commuterline dan gerbong
commuterline yang Sarah tumpangi posisinya miring ke kiri. Fotonya begini nih
Liat
emoticon di foto itu, Sarah dan Annisa keluar dari pintu itu. Annisa keluar
duluan dan tanpa Sarah sadar kapan itu makhluk keluar dari gerbong
KRLnya. Setelah Sarah keluar gerbong ada panggilan begini, “Bek! Bek!”
Sarah
tau kalau itu Annisa yang panggil, cuma wujudnya gak kejangkau sama mata Sarah.
Gak berapa lama ada panggilan lagi tuh, “Bek lu jalan dulu bek ke arah kanan
lu, nunduk itu awas kabel”.
Dan Sarah
baru sadar pas keluar pintu KRL kabel yang biasa ada diatas rangkaian
kereta, sekarang ada depan mata Sarah. Kesenggol dikit, bisa-bisa wassalamualaikum
(read: matee).
Setelah
berhasil keluar dari rangkaian KRL, Sarah udah sama Annisa lagi, sempet
bengong dulu sih ngeliatin rangkaian KRL yang, “Oh gitu doang”, tapi ya
bikin lemes, bikin degdegan.
Setelah
ngeliatin bangkai keretanya, langsung kepikiran aja buat nyari jalan raya
karena emang janji mau hunting harus dilanjutin. Emang kelakuan, bukannya balik
ke rumah, malah lanjutin main ke kafe.
Sepanjang
jalan menuju jalan raya yang entah ada dimana ngucap terus, “Alhamdulillah”
dalam hati. Annisa ngoceh, “Gak apa-apa bek, udah kita gak kenapa-kenapa”. Iya
betul, Sarah dan Annisa gak kenapa-kenapa. Gak ada bekas luka di badan, tapi
ada bekas luka di pikiran.
- - - - - - -
Akhir Janjian Kita
Selesai
hunting di kafe, Sarah dan Annisa pulang terpisah. Sarah ke tempat kerja,
Annisa pulang ke rumah menggunakan ojek online.
Lanjut
perjalanan ke tempat kerja yang menggunakan transportasi selain kereta, yaitu
bis dan angkot. Estimasi waktu menggunakan KRL dari Bogor ke Depok biasanya cuma
satu jam, setelah menggunakan angkutan pengganti karena jalur kereta masih
belum bisa dilalui, waktu tempuh dari Bogor ke Depok jadi tiga jam plus
plus; plus panas, plus berdiri, plus dempet-dempetan, plus mahal ongkosnya.
Sesampainya
di Depok ngomong dalam hati, “Gak kebayang ini pulang ke rumah ngangkot”.
Dan Alhamdulillah, malam
hari setelah jam pulang kerja, KRL udah bisa beroperasi kembali walaupun
hanya sampai Stasiun Bojonggede.
Mau tau
rasanya naik KRL lagi pas malam pulang kerja?
Sarah
panik. Sarah parno. Sarah degdegan.
Lebay
ya. Tapi ya begitu. Ngebayangin aja kalau keretanya kaya tadi pagi lagi,
sedangkan kondisi sekarang banyak banget penumpangnya. Belum lagi tiap
ngedenger ada suara-suara antara rangkaian gerbong kereta atau pas kereta mulai
di rem. Itu pikiran-pikiran jelek masih sering ganggu sampai kemarin malam pas
Sarah pulang kerja.
Nah
kalau hari ini, Sarah ambil izin gak kerja karena pengen istirahat. Badan jadi
pegel-pegel, berasa ngilu. Pernah kepentok meja kayu? Atau kepentok gagang
pintu? Begitu dah nyerinya, tapi ini karena kepental dalam kereta.
Sekalian
mau coba istirahatin pikiran aja sih, mudah-mudahan besok kalau berangkat kerja
naik kereta udah gak ada lagi pikiran-pikiran yang jelek lagi.
Oh iya, pas sampai rumah liat berita kereta anjlok di televisi langsung kepikiran, “Lah separah itu? Perasaan gak gitu-gitu banget kejadiannya”.
- - - - - - -
Cukup
kan ceritanya? Kalau ada yang anggap ini halu atau gak percaya Sarah jadi salah
satu penumpang kereta yang anjlok di Kebon Pedes, Bogor, gak masalah juga sih.
Sarah
gak bisa buktiin apa-apa kecuali ya buktiin dengan cerita ini. Boro-boro keingetan
ngerekam atau foto lokasi kejadian, udah bisa nemu jalan raya aja udah
bersyukur.
Tolong
dimaklumi kalau kelakuan abis jadi korban malah langsung main, mungkin itu cara
Sarah dan Annisa menghilangkan kepanika. Dan terima kasih buat orang-orang yang
berhasil jadi pendengar cerita Sarah dan Annisa via chat media sosial, karena
hal tersebut sedikit meredakan kepanikan saat itu.
- - - - - - -
Oh iya,
cerita ini sebagain besar versi Sarah ya, menurut pendapat Sarah, dari sudut
pandang Sarah tapi udah izin ke Annisa buat ceritain ini. Aneh tapi ya dari
tadi panggil-panggil Annisa mulu, karena biasanya panggil Icha hahaha.
Maaf
gak jadi dibikin thread di twitter, karena tau bakal sepanjang ini ceritanya. Terima
kasih sudah berkenan membaca, sampai jumpa di kiriman blog selanjutnya.
See
you!
Wassalamualaikum