Jumat, 31 Maret 2017

RaisaXIsyana - Anganku Anganmu

Lirik lagu RaisaXIsyana - Anganku Anganmu

Tiada berbeda apa yang kurasakan
Tajam menusuk tak beralasan
Kita sudah dingin hati

Dulu kita pernah saling memahami
Segan merasa telah menyakiti
Kita telah lupa rasa

Setiap katamu, cerminan hatimu
Jadikan berarti,
Jangan sia-siakan waktumu untuk membenci

Ooo. . .
Satu jadikan tujuan kita
Hilangkan segala perdebatan yang sia-sia
Berlari kearah yang sama bukan masalah
Semua punya ruang
Lukis yang kau mau
Karena ceritamu, milikmu

Ku tahu celamu tak sengaja berjiwa
Amarah dan benci beri kesempatan
Kita telah lupa rasa
Jangan sia-siakan waktumu untuk membenci

Ooo. . .
Satu jadikan tujuan kita
Hilangkan segala perdebatan yang sia-sia
Berlari kearah yang sama bukan masalah
Semua punya ruang (semua punya ruang)
Lukis yang kau mau,
Karena ceritamu, milikmu

Semua asa yang kau punya
Takkan membatasimu
Anganku anganmu
Pasti kita kan mampu
Kita mampu

Satu jadikan tujuan kita
Hilangkan segala perdebatan yang sia-sia
Berlari kearah yang sama bukan masalah
Semua punya ruang (semua punya ruang)
Lukis yang kau mau
Karena ceritamu, milikmu

Ooo.
Semua punya ruang,
Lukis yang kau mau
Cerita memilihmu
Ooo. . .

Semua punya ruang
Anganku anganmu

- - - - - - -

Assalamualaikum
Akhir bulan bos, keuangan gimana bos? Anak kos sehat anak kos? Ah biasa aja sih ya akhir bulan, masih tetep sendiri, tetep dengan status jomblo hahaha.

Boleh cerita kan? Boleh dong, mumpung Sarah lagi bisa berbagi. Bagi cerita, bukan bagi-bagi duit.

Cuma mau cerita dikit kok tentang lirik lagu ini. Lagu baru di penghujung Maret, entah mengapa cocok aja mengisahkan persahabatan diantara "cewek-cewek". Iya gak sih? Setuju gak sama pendapat Sarah?

Ya kalau gak setuju, gak apa-apa juga. Pendapat orang beda-beda. Definisi pasrah, begitu tuh haha.

Cocoknya dimana? Ya didengerin aja dari yang nyanyinya, dua cewek yang luar biasa dan tentunya biasa di luar (ya iya manggung di sana-sini). Dari duet ini, menurut Sarah, lirik lagu menjelaskan dengan jelas bagaimana "cewek-cewek" ini saling mendukung meskipun beda angannya.

Kok bisa nyimpulin kalau ini tentang "cewek-cewek"? Hm, ngutip aja "kita telah lupa rasa". Biasanya kan cewek lebih sering pakai rasa dalam melakukan segala tindakan. Singkatnya simpulin aja ini lagu dari cewek untuk cewek lainnya, dari sahabat untuk sahabanya.

Lagu ini juga ngajak sih, ngajak halal. Eh bukan! Ngajak selalu bersama, agar satu. Yap, satu. Satu kembali dalam lingkup persahabatan.

Tau kok tau, hidup gak semudah membalikan telapak tangan. Apalagi langsung "berlari kearah yang sama", suka tiba-tiba susah. Harus proses, makanya jangan bosen-bosen ya sama proses. Karena Sarah juga masih percaya, kalau berproses bersama untuk meraih asa lebih bahagia daripada berproses sendiri untuk meraih asa.

Cukup ceritanya ah. Cukup kan? Cukup dong! Gak boleh berlebih-lebihan kata orang juga.

Selamat hari Jumat, semoga tetap semangat menuju akhir pekan.
Wassalamualaikum

Selasa, 21 Maret 2017

Malam Rabu - (Puisi)

Malam Rabu

Karya Sr. Azzahra

Bagaimana memulainya?
Mungkin biarkan begitu saja
Mungkin pula tak perlu alasan
Seperti hadirnya sebuah tangisan

Malam dingin nan sunyi
Terbakar sudah oleh emosi
Yang marahnya tak tentu arah
Yang kekecewaannya tak punya tujuan

Diksi-diksi itu mengisahkan aku
Tentang sepenggal pilu
Yang tak satu pun orang lain tahu
Bahwa ada tangis di malam Rabu

Bagaimana mengakhirinya?
Mungkin biarkan begitu saja
Mungkin pula tak perlu alasan
Seperti hadirnya kembali sebuah senyuman

Bandung
06 Desember 2016

- - - - - - -

Assalamualaikum

Apa kabar pembaca? Seneng duh bisa update lagi di blog, yeeee. Ini sebenernya, udah mau di update dari beberapa waktu lalu. Tapi karena gak cocok dengan judul, jadi di cancel lagi , di cancel lagi.

Nah! Berhubung sekarang itu malam Rabu, bisa update deh. Ditambah juga, hari ini tanggal 21 Maret adalah hari puisi sedunia. Prok! Prok! Prok!

Sejujurnya, Sarah juga baru tau sih. Berterima kasih aja dengan adanya teknologi komunikasi yang makin canggih, jadi tau kan info tentang hari puisi sedunia.

Oh iya, kalau buat pembaca yang lain gimana? Udah tau kalau sekarang hari puisi sedunia? Atau jangan-jangan baru tau juga kaya Sarah? Hahaha.

Cukup dulu ya sapanya. Mau lanjut tugas, tugas dan tugas. Semoga Tuhan memberikan kesehatan yang lebih buat Sarah dan pembaca semua yang selalu sibuk dengan aktivitasnya. Salam poetry!

Wassalamualaikum

Jumat, 10 Maret 2017

Duh, Beda!

Met malem kak. Apa kabar? Ah finally, nulis lagi. Ngetik sih lebih tepatnya.

Hari Jumat, menuju weekend. Menuju hari Sabtu. Menuju malam minggu. Hm, apa tuh?

Skip! No komen!

Sebelumnya, ini hanya permintaan seseorang buat nulis lagi. Ya bagus, akhirnya ada yang butuh hasil tulisan Sarah. Terharu sekaligus harus bertanggungjawab dengan postingan yang satu ini.

Eh, gak postingan ini aja kok. Semua postingan Sarah udah pasti harus dipertanggungjawabkan. Takutnya, menyalahi aturan menulis. Ya pasti sih ya, nulisnya belum sistematis. Hm.

- - - - - - -

Tentang cinta, kapan sih habis membahas cinta? Pertanyaan sulit, karena Sarah belum mampu memberikan jawabannya.

Semua berawal ketika jatuh. Jatuh cinta. Jatuh pada keinginan ingin selalu bersama. Bahkan jatuh pada keinginan akan kepastian; kepastian bersama atau berpisah.

Jatuh cinta, jatuh sejatuh jatuhnya jatuh. Entah pada anak siapa, entah pada latar belakang keluarga seperti apa dan entah pada keyakinan beragama yang bagaimana. Ah rumit pokoknya.

Jatuh cinta, tergila-gila pada angan bahagia yang pada realita tak sebahagia angan. Menebar benih keinginan sesaat, seakan-akan selamanya. Menjurus pada tujuan, status pacaran.

Yap. Hampir semua jatuh cinta berakhir kepastian, bagi mereka yang berani mengungkapkan. Meski, kepastian itu pahit. Ya pahit lah, kalau ditolak. Hm.

Jatuh cinta, bagaimana bisa menjatuhkan cinta diantara dua latar keyakinan beragama yang berbeda?

Menyalahkan keyakinan yang sudah diyakini sejak dini, gak masuk akal. Menyalahkan Tuhan yang Maha Membolak-balikan keadaan, gak bersyukur. Menyalahkan diri sendiri kenapa jatuh cinta pada dia yang beda keyakinan dengan pribadi, gak tau diri.

Mau menyalahkan siapa jadinya? Entah, Sarah pun bingung jika dihadapkan pada keadaan seperti itu.

Bagaimana jika dikembalikan pada prinsip masing-masing?

Contoh, menurut Sarah, jatuh cinta dengan latar belakang keyakinan berbeda itu gak perlu jadi masalah, tinggal jalanin aja. Bukan untuk pacaran, udah cape pacaran, karena sekarang sedang mempersiapkan untuk peng-halal-an, kok curhat? Skip! Jalanin aja tuh, ya jalanin, sambil nikmatin kebersamaan yang bisa dilalui bersama sebatas pertemanan, teman, gak lebih. Kalau pada akhirnya ingin keseriusan, seriuzzz, nah prinsip Sarah, ya calon pasangan itu yang ikut keyakinan seperti keyakinan Sarah. Mau alasan apapun, gak pernah Sarah berkeinginan meninggalkan keyakinan yang udah dididik keluarga dari kecil. Ya gitu, prinsip Sarah. Lebih lengkapnya, nanti lah kalau emang serius pengen serius dijelasin lagi.

But, buat kalian laki-laki, calon imam, yang tentu berlatar belakang keyakinan sama dengan Sarah, usahakan, bahkan lebih baik patenkan, kalau jatuh cinta dengan beda latar belakang keyakinan, lebih baik ajak si calon menjadi makmum kalian.

Bukan memaksakan kehendak, tapi setidaknya kan berawal dari mengajak si calon mengikuti keyakinan kalian, ya kalian belajar juga jadi imam yang baik. Tanggungjawab kalian sebagai calon imam, makin luar biasa ditantang. Tuhan Maha Segalanya, yakin pada Tuhan, maka Tuhan memudahkan semua yang sulit.

Gak maksud menggurui atau gimana, that's my opinion. Opini bocah 20 tahun yang masih sering buta karena cinta. Kalau emang gak sependat, ya wajar.

- - - - - - -

Cukup lah ya memberi pendapat tentang jatuh cinta. Sarah lagi muak sama cinta. Apalagi cinta pada manusia. Beuh, gak selesai-selesai buat dibahas.

Bantu doa, agar Sarah tetap jatuh cinta pada aksara, agar rajin membaca dan kemudian diolah menjadi rangkaian kata penuh cinta.

Plak! Lagi-lagi cinta. Selamat beristirahat kak, semoga weekendnya menyenangkan. Kalau emang membosankan, bisa lah kapan-kapan kita weekend barengan kak. Gimana?