Jumat, 24 Juli 2015

Menciptakan Kebahagiaan

Remaja, katanya masa yang paling gak bisa dilewatin gitu aja. Dari yang tadinya anak-anak kemudian mulai beranjak dewasa. Beberapa tahun kebelakang sih kurang lebih 12 tahun baru bisa dibilang remaja, beda dengan tahun sekarang yang mulai canggih teknologinya dimana anak-anak kecil pun terbiasa dengan gadgetnya. Oke cukup dengan perbedaan itu.

Sekarang lanjut bahas remaja. Remaja itu pasti gak asing deh sama yang namanya "pacaran" ya walaupun sebenarnya dalam Islam (bagi mereka remaja yang beragama Islam) tentu pacaran itu dilarang karena mendekati zina. Entah siapa atau dari kapan pacaran mulai dihalalkan dan berkembang, ya lambat laun saat musimnya FTV, romantisme sepasang kekasih yang belum menjadi halalnya menjadi banyak disiarkan melalui cerita FTV.

Mungkin awalnya tak berpengaruh apa-apa bagi para remaja, namun tak jarang para remaja tersebut banyak yang mengikuti kisah seperti yang ada di FTV. Mulai dari lirik-lirikan, pegangan tangan, memberi pelukan kepada lawan jenis, atau hingga terekstrimnya para pembaca mungkin paham yang akan terjadi selanjutnya.

Ya walaupun tak semua FTV memberikan dampak negatif dan kadang juga memberikan jalan cerita yang berlebihan seperti tukang pecel yang bisa pacaran dengan anak orang kaya tapi anak orang kaya tersebut awalnya berpura-pura miskin agar dapat mendekati tukang pecel yang kemudian ketauan karena bohong berpura-pura miskin kemudian mereka berjauhan lalu tiba-tiba kedua orang tersebut (tukang pecel dan orang kaya) sama-sama merindu yang tak lama kemudian dipertemukan secara tidak sengaja hingga endingnya pun bahagia. Yakali hidup bisa seindah jalan cerita FTV. Oke cukup tentang FTV.

Lanjutnya, mungkin banyak dari kalian yang terlanjur masuk ke zona pacaran atau korban FTV lah kerennya. Namun, di kehidupan nyata nih ya, coba acungin tangan yang punya jalan cerita kaya FTV? Pasti ke hitung deh. Jadi, gak seberapa kan tuh yang bahagia kaya di FTV, gak usah sedih toh kegagalan dalam pacaran siapa tau bikin kalian para remaja berpikir lebih dewasa agar tidak mudah terpengaruh dengan janji-janji manis yang bikin melting.

Emang gak mudah sih nahan godaannya, apalagi kalau udah ada lawan jenis yang ngasih perhatian lebih, terus bikin nyaman, siapa juga yakan yang mau nolak buat milikin dia. Terus kalau udah terlanjur milikin gak taunya patah hati di tengah jalan gimana? Oke baru jalan sebulan dua bulan, kadang masih gampang beberes hatinya yang sakit biar sembuh, lah kalo terlanjur setahun? Dua tahun? Atau bahkan lebih? Bisa beresin cepet tuh hati yang hancur?

Gak jarang loh yang mendadak frustasi karena cintanya hilang gitu aja, karena yang ia miliki melukai dan meninggalkan gitu aja, atau mungkin karena kekasihnya tersebut bosan, duh anak-anak sekali alasannya. Untuk saat ini kalau udah terlanjur frustasi gitu masih belum tau solusi yang tepat itu apa, tapi seenggaknya aku bantu dengan sebisa ku aja ya.

Galau, iya pasti galau. Wajar. Nah kalau udah gini, pasti baper nih, kalau gak berharap bisa balikan seenggaknya dia sang mantan pasti kalian harapkan bisa berubah jadi dia yang dulu. Duh yaampun, mimpi. Kalau emang masih bisa kalian harapkan dan dia bisa berubah silahkan kembali. Kalau udah kembali dia berubah jadi dia yang hilang lagi begitu aja, yakin kamu masih bisa bertahan? Ya aku tau bisa, tapi yakin mau tetap bertahan pada orang itu yang jelas-jelas melukai kemudian menyembuhkan lalu melukai lagi, begitu terus hingga akhirnya kalian akan nyaman dengan segala tingkah laku dia yang menyebalkan itu.

Galau boleh tapi tolong gak berlarut-larut, hidup kalian bukan bergantung dengan mantan itu saja, ada orang lain di luar sana yang siap membahagiakanmu lebih dari dia. Think again. Walaupun bukan sosok seorang kekasih lagi sebagai pengganti dia, kalian punya sahabat, kalian punya keluarga, itu lebih dari cukup. Senyaman-nyamannya kalian dengan tingkah laku menjengkalkan dia masih lebih bahagia kalau kalian bisa meninggalkan zona nyaman tersebut dan kalian berusaha membuka diri kepada orang lain (minimal sahabat kalian) agar kalian bisa memulai kenyamanan bersama orang yang jelas-jelas bisa membahagiakan kalian.

Bukan waktu singkat agar nyaman sama orang lain terbentuk ketika kalian memustuskan untuk keluar zona nyaman dari tingkah laku menjengkalkan dia. Sebulan pertama mungkin kalian akan merindukan si dia yang melukai, bulan kedua pun tak jarang kalian juga merindukannya, entah dianya atau kenangan bersamanya, bulan ketiga ya kalian mampu keluar dari zona nyaman tersebut perlahan-lahan walaupun kenangan bersamanya suka hadir tiba-tiba ketika kalian merasa sendiri, bulan keempat ini adalah bulan dimana kalian mulai kembali menjadi kalian yang bisa meneruskan hidup kalian lagi seperti dulu tanpa dia dan kalian akan merasa lebih bahagia berada diantara sahabat-sahabat kalian.

Ya mungkin ceritanya akan beda bila kalian bisa menemukan pengganti yang telah melukai kalian lebih dulu sebelum bulan keempat. Tapi balik lagi ke kalian, siap terluka lagi atau tidak? Karena namanya juga pacaran, mau sebanyak apapun tulisam tentang pacaran biar awet, pacaran tahan lama, pacaran langgeng, itu semua gak penting juga sih kalau emang ternyata dia pacar kalian itu bukan jodoh kalian. Dan ngomongin jodoh maaf aja belum bisa dilanjutin toh yang nulisnya juga belum ketemu sama jodohnya. Deuh malah curhat.

Dan untuk penutupnya, coba lah menjadi remaja yang pintar dalam menjaga diri. Kalau mampu lebih jaga hati juga biar gak jadi korban FTV seperti kebanyakan remaja. Sampai jumpa para pembaca dan para remaja, semoga kita di takdirkan bisa bertemu agar dapat saling mengenal satu sama lain dan bisa menambah teman yang nyata tak sekedar teman dunia maya. Kalau mau curhat, cari aku atau sosial media ku di profil. Kalau bisa kubantu, akan kubantu.