Rabu, 12 Agustus 2015

BengBeng

Coba tafsirkan saja apa yang aku tulis disini. Aku hanya mencoba menuangkan segala rasa dan pikiran ku yang kini hanya mampu ku simpan sendiri, setelah sebelumnya aku menuangkan kepada dia langsung yang kuanggap mempunyai rasa yang sama namun ternyata tidak.

==========

Aku dengan dia sebelumnya emang udah saling kenal, sekedar nama dan wajah, dulu waktu aku kecil. Iya dulu sebelum mengerti apa rasa sayang kepada orang lain dan apa rasanya ingin bersama serta ingin memiliki orang yang kita sayang.

Saat ini, saat usia mulai beranjak 18 tahun, saat segala susah senang hidup mulai aku tau rasanya, saat aku memilih orang yang seperti apa yang bisa aku pertahankan dan saat ini pula aku mulai melihat dia lagi.

Entah sejak kapan perasaan pada dia ada, yang jelas aku selalu menantinya keluar dari masjid saat orang-orang selesai shalat berjamaah. Dan, satu hal pasti aku mulai berharap agar bisa memiliki salah satu media sosialnya agar aku mampu selangkah lebih dekat dengan dia.

==========

Malam ini adalah malam kesekian yang mungkin berlalu begitu saja selama aku libur semester genap. Bosen, satu hal yang ku rasakan tiap harinya. Hingga akhirnya, satu organisasi di dekat rumah pun terbentuk.

Perkenalan organisasi itu pun begitu alot dan mungkin kurang kondusif, tapi satu yang kurasa lebih waktu pertama menghadiri perkenalan malam itu, aku menemukan wajah dia diantara banyak cowok lainnya.

Hanya bisa menjaga senyum kebahagiaanku sendiri agar tak ada yang mengetahuinya saat itu. Kebahagiaan yang cukup lama hilang dari hidupku. Yang sempat aku lupakan rasanya.

==========

Tengah malam pun menjadi kebiasaan ku hidup selama dua bulan lebih aku libur. Saat asik nonton berita, tak sengaja aku membaca nama seorang di berita baris. Iya nama awal dia, hingga akhirnya aku teringat untuk mencari salah satu media sosialnya dengan nama itu.

Kutemukan lebih, ternyata dia memampangkan pin bbmnya dengan jelas, langsung ku invite dengan harapan bisa lebih dekat dengan dia.

Lama kutunggu dia accept pin ku. Aku mulai berpikir, "mungkin ganti pin, yaudah lah" tapi harapan itu kembali ada, ya ada. Ku lihat recent update dia menjadi kontak ku. Senang, iya senang tapi bingung ingin mulai pembicaraan apa dengannya.

Akhirnya aku memilih diam dan nanti aja biar sang waktu yang memberikan aku kesempatan.

==========

Singkat tapi itu permulaan aku menjadi dekat dengannya, chat dia yang memanggil namaku membuatku menjadi bahagia sesaat kemudian.

Hari berikutnya setelah perkenalan hari pertama yang asik dan manis atau mungkin sangat manis dengan membahas bengbeng dan ovaltine, ada rapat yang harusnya ku hadiri di organisasi baru dekat rumahku itu namun sayang kondisi badan tak mendukung hingga akhirnya aku ketiduran.

==========

Sesaat setelah bangun, kabar tak enak membuatku marah, kesal dan mungkin merasa gak adil. Hingga akhirnya aku malah melampiaskan kekesalanku pada dia, orang yang baru-baru ini aku kenal lagi.

Anehnya, dia peduli dengan kekesalanku, dia selalu menanggapi semua chat kesalku padanya dan dia selalu menjawabnya dengan sabar. Dan yang pasti, dia yang memaksa ku tetap ikut organisasi itu yang awalnya aku mulai malas ikut gara-gara kabar tak enak sebelumnya.

Dia juga yang gencar chat ku saat malam berikutnya ada pengesahan anggota organisasi, dia bom bbm ku dengan pertanyaan, "lu dimana? udah mulai ini" "gue udah disini, lu dimana sar?" "sar udah dmn?"

Entah aku yang salah menafsirkan atau emang dia yang biasa berbuat itu dengan cewek lainnya, yang jelas aku merasa istimewa disaat orang lain asik dengan dunia barunya dan dengan jabatan barunya.

==========

Singkat cerita beberapa hari setelah pengesahan itu, aku gak sanggup menahan perasaanku, jujur sakit, bikin tidur gak nyenyak untuk beberapa hari terakhir ini.

Murahan? Gak ada gengsi? Gak tau malu? Ya anggap saja aku begitu kalau kalian menganggap keberanianku mengutarakan semua yang kurasa pada dia langsung. Walaupun lewat chat, tetep aja sih gemeteran.

Gak tau harus gimana lagi, yang jelas aku takut menyesal kalau ternyata aku gak berhasil mengutarakan pada dia semua. Karena yang aku tau "kalau emang sayang ya bilang, sebelum ke duluan orang"

Berpesan agar semua yang aku mau bisa aku simpan dalam doa, begitu isi chat yang dia kasih waktu aku ngedumel sebelum akhirnya aku berhasil jujur tentang perasaanku padanya, entah ini perasaan sesaat atau emang perasaan yang serius.

Mungkin empat bulan waktu yang cukup untuk menjawab semuanya. Empat bulan yang akan menjadi penentu. Dan, empat bulan aku akan rantau lagi di kota orang bahkan lebih dari empat bulan itu.

==========

Tiga hari setelah itu, aku tak mendapat kabar dia. Hilang kontak, sepi, dan merasa ada yang hilang di hari-hariku walaupun cuma di chat. Yang aku tau, dia lagi asik liburan dengan teman-temannya.

==========

Tiba lah malam ini, (dimana esok pagi ada rapat lagi) yaps malam minggu, yang jelas aku lagi gak sendiri, karena malam ini aku melaluinya bersama warga di RT ku.

Ku nyalakan mobile data di hp ku, kupikir ada late notifikasi masuk, ternyata itu adalah notifikasi baru. Sebuah mention dari dia, yang belom sempat ku balas dan dia langsung mengirim direct message yang memintaku memberi kabar di grup chat organisasi bahwa hpnya rusak dan kalau bisa aku sms dia biar dia jelasin semua.

==========

Minggu malamnya, satu hari setelah dia mengabari aku lagi, aku bertemu lagi dengan dia di sebuah acara yang mungkin akan rutin diadakan oleh organisasi itu.

Tak ada yang kuharapkan lebih, karena sms kemarin pun yang ku kirim gak ada yang dia balas. Hingga muncul satu sms, "sar tadi ngeliat gue?"

Iya jelas keliatan, hati ini gak bisa boong kalau emang selalu dia dan masih dia yang paling awal aku cari agar aku bisa melihatnya.

==========

Sms pun gak berlanjut karena sinyal dia gak mendukung, pending. Aku bisa apa. Tak lama sms dia masuk "nih add line gue yang satunya aja, usernya ......."

Ah harapan, kembali muncul dan kembali membuatku baper.

==========

Namun, kebaperan ku kadang ku ikhlasan begitu saja dalam doa seperti yang dia katakan.

Gak bertahan lama emang mengikhlaskan kebaperan, namanya pernah berharap walaupun sebelah tangan doang ya tetep aja. Hati gak bisa boong.

==========

Selalu dan selalu saat harapan sudah hampir hilang, dia datang. Entah apa yang membuat dia sms ku pagi ini, ya emang bukan sms personal yang bikin baper tapi namanya seneng orang di harapkan ngesms bisa tiba-tiba sms ya tetep weh ya seneng.

Kata orang yang entah kubaca atau kudengar "seseorang itu ada di prioritas orang lain, saat orang lain itu lagi ada di saat susah" ya simplenya gitu, ngerti kan maksudnya?

Jadi, ceritanya gini, pagi itu dia sms minta tolong beliin pulsa, karena aku baru saja beli pulsa dan males keluar lagi, aku pun mentransfer pulsa ku saja. Dan ngomong-ngomong, kenapa harus ke aku ya sms minta pulsanya? Emang aku ada di prioritas dia atau karena aku bisa disuruh seenaknya saja sama dia? Entah ya, kadang aku malas membicarakan yang serius lagi dengan dia, si bengbeng.

==========

Karena pulsa aku dekat lagi dengan dia, ya emang sesaat doang sih. Hingga akhirnya aku pun baper lagi. Seperti saat ini, saat aku menulis cerita ini. Eh bukan cerita juga deng, gak tau apalah ini namanya.

==========

Ya mungkin cerita aku dan dia hanya sebatas bengbeng, yang selalu manis. Dan akan tetap manis kapan pun dimakannya. Walaupun gak tau manisnya bengbeng itu bertahan hingga berapa lama.

Aku merindukan manisnya bengbeng seperti aku merindukan manisnya kedekatan ku dengannya beberapa waktu lalu. Aku mengharapkan manisnya bengbeng agar mampu menemani hari-hariku seperti aku mengharapkan manisnya chat dia yang selalu menemani hari-hariku. Aku pun mengucap dalam doa dan berharap pada diam agar manisnya bengbeng menjadi manis di kehidupan ku sebenarnya.

Entah kapan, semoga manisnya bengbeng bisa benar-benar manis di kehidupanku selanjutnya yang masih kuharapkan masih dengan dia.

Btw jam segini laper, enak kayanya kalau ada yang ngirim bengbeng nih. Hahaha ngarep.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar