Selasa, 19 Juli 2016

Plog - (Cerpen part III)

"Lo mau kemana sih kita sekarang?", tanyaku bingung.

"Nanti juga lu tau, Ny. Spesial request Neng Syasya tempatnya", ejek Uur.

"Yeuh, gue nanya ke Ilo kali, bukan ke lu", sambil memanyunkan bibirku ke arah kursi depan sebelah kiri tempat Uur duduk.

"Daripada penasaran, pada tidur aja, nanti kan bimsalabim udah sampe lagi", Ilo mulai ikut bicara.

"NO NO NOOO!!!", sedikit tinggi nada suara Putra sambil mentoyor dua kepala yang berada di kursi depan.

"Adaw . . .", refleks Uur dan Ilo bersuara kesakitan.

"Hahaha ada yang takut dikerjain lagi ya kayanya, sampe gak mau tidur gitu"

"Iya lah, Sya. Muka gue gak banget soalnya, apa kata fans nanti?"

"Yeuh dasar, emang punya fans?", sikut kanan Lesya menyenggol Putra.

"Kan lu beb fans gue", kedip Putra sambil melirik Lesya.

"Heee.....loooo?", kali ini jari Lesya mencubit tangan Putra.
-------
Ting Nong . . .

Terdengar bunyi nyaring notifikasi handphoneku. "Paling Uur", umpatku dalam hati.

"Unny! Cek whatsapp deh, S E K A R A N G!", teriak Lesya dari arah balkon kamar.

Aku yang baru saja ingin terlelap kembali ke sisi handphoneku berada. Ada satu pesan di grup chat dari Putra. Aku buka grup chat "Hedon". Sebuah foto yang masih loading untuk aku download, dengan caption, "URDHO, RAYLO. ABIS LU YA SAMA GUE!!!"

"Sya kenapa sih? Belom berhasil nih downloadnya"

Lesya masuk ke dalam kamar menghampiriku. Seraya menyerahkan handphone dari genggamannya padaku Lesya berkata, "Lu liat sendiri dah kelakuan temen lu, berani-beraninya bikin si Putra marah hahaha"

Aku meraih handphone Lesya. Di layar handphone terpampang sebuah foto hasil screenshoot yang menggambarkan kiriman Uur dan Ilo di path. Kiriman mereka berdua berisi foto selfie mereka sewaktu macet, dibelakang mereka jelas terlihat ada aku, Lesya dan Putra sedang tidur.

Aku tidur memiringkan kepalaku ke pundak sebelah kiri Putra, Lesya tidur memiringkan kepalanya ke pundak sebelah kanan Putra, sedangkan Putra tidur memiringkan kepalanya ke kanan tepat di atas kepalaku. Selain itu, mulut kami bertiga ketika tidur mampu membuat yang melihatnya tertawa. Mengapa tidak, posisi mulut kami sedikit terbuka seakan kami kelelahan berada dalam perjalanan jauh yang sedang macet.
Yang membuat Putra semakin marah bukan hanya foto yang cukup memalukan itu, tetapi caption yang ditulis Uur dan Ilo di path. Bunyi captionnya, "Ketika abang hedon tidur nyenyak dengan dua ratunya, kita sih sebagai supir seneng aja ngeliat momen kaya gini".

Buatku dan Lesya, foto ini mungkin tidak apa-apa. Berbeda ketika foto ini di upload dan menandai Putra, karena di Path Uur dan Ilo ada Rini, teman sekelas di kampus yang menjadi inceran Putra. Setelah lima belas menit grup chat ramai perdebatan antara Uur, Ilo dan Putra, akhirnya Uur dan Ilo diminta mentraktir makan Putra di Trans Studio Mall yang letaknya cukup ngesot dari hotel.

"Ih di traktir. Gue ikut broooo", Lesya ikut ngechat di grup.

"Yooo. Selesai shalat Isya ditunggu di lobby, nanti kita bareng-bareng kesananya. Uur yang traktir kita kok! Kan baru dapet transferan tadi dia bilang sama gue hahaha"

"Oke siap brader Ilo"
-------
Malamnya.
"Kita nonton aja yuk! Kan ada jam tayang terakhir jam 9an gimana?"

"Lu yang bayarin, Ny?", tawar Putra.

"Boleh lah, tadi bokap ngasih lebih"

"Asikkk!!!", teriak Lesya dan Putra bersamaan.

"Cie abang hedon sama neng hedon barengan teriaknya, jodoh nih", ledek Uur.

"Hahahaha", tawaku, Uur dan Ilo bersamaan.
Putra memelototkan matanya ke arah Uur, sedangkan Lesya memanyunkan bibirnya.

"Ettt...berani sama gue? Gak jadi gue traktir deh"

"Ah brader Uur suka gitu, sini gue rangkul biar gak ambekan", Putra mendekat merangkul Uur.

"Gue ke bioskop deh ya kalo gitu, beli tiket dulu. Kalian mau nunggu dimana?"

"Gue ikut dong. Biar jalan-jalan, males kalo cuma duduk bareng cowok-cowok jomblo nanti akikah digodain terus naksir kan repot", Lesya menggandeng tanganku.

"Kok Syasya gitu sama aku? Kalo naksir aku siap tanggungjawab kok"

"Emang Syasya mau gitu sama lu? Tadi sore aja jail nge-upload foto dia yang jelek, mana mau dia sama lu...Uur!"

"Yeuh bang hedon masih dendam tuh, Ur! Hahaha"

"Iya nih, Lo. Kita gak usah jadi aja kali ya traktir dia?", Uur memberikan kedipan mata meminta persetujuan Ilo.

"Ambekan deh...", Putra mengencangkan kembali rangkulannya di leher Uur.

"Malah debat lagi, udah ya kita ke bioskop dulu, dah mblo!", Lesya melambaikan tangannya kearah Uur, Ilo dan Putra.

"Jangan lupa kabarin kalian dimana", teriakku sebelum jauh.
-------
Aplikasi di smartphone terbilang beragam jenisnya. Mulai dari aplikasi chat, aplikasi edit foto, aplikasi share moment dan masih banyak lainnya. Para remaja, seperti aku dan empat orang sahabatku, mayoritas menggunakan aplikasi chat bbm. Tetapi untuk grup chat, kami lebih memilih line yang bisa bervariasi stiker yang disediakannya.

(Smartphone adalah sebutan untuk handphone canggih berbasis android, biasanya)

Untuk share moment, aku pribadi lebih memilih path. Walaupun banyak orang bilang ini aplikasi untuk sombong. Sombong yang kaya gimana? Sombong karena bisa update lokasi, apalagi untuk yang suka pergi ke tempat wisata. Tidak melulu tempat wisata, kadang ketika di pasar mengantar ibu sempat-sempatnya ada yang update.

Selain share lokasi dengan path pengguna dapat share moment sedang mendengarkan lagu apa dengan siapa, atau sedang menonton film apa dengan siapa dan dimana. Share moment tidak harus ketika mendengarkan lagu tersebut langsung share. Bisa jadi lima menit sebelum mendengarkan sebuah lagu dishare atau bisa jadi lima menit setelah mendengarkan sebuah lagu baru dishare. Semua itu sesukanya si pengguna path.
-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar