Rabu, 22 Februari 2017

Komitmen Bersama

Bukan seperti acara di televisi. Adegan yang terlihat menghibur diri.

Bukan seperti siaran di radio. Ungkapan yang terdengar terkadang berpaku pada skenario.

Ini kisah nyata. Tak terlupa. Terdengar gila. Namun begini adanya.

Diawali dengan tawa. Semakin nyaring haha hahanya.

Pesan tak kasat mata. Ada air mata dibalik hahanya.

Tak peduli tatapan orang padanya. Jika tertawa itu haha, maka tetap lah haha.

Hingga tak disangka, senja menyapa. Usai sudah tawanya.

Sepi. Malam sendiri.

Hujan membasahi bumi. Air mata mengalir di pipi.

Tangis bukan melulu kesedihan. Tangis bisa jadi ungkapan kekesalan.

Kesal karena harap bersama, namun tak ingin. Kesal karena harus bersama, namun tak peduli.

Ingin meninggalkan pergi. Tetapi hati percaya tentang suatu hari.

Suatu hari yang indah. Kisah bersama yang pernah indah dan semoga selalu indah.

Indah untuk dikenang, namun tak bisa terulang. Indah karena bersama, berawal dari diri sendiri untuk komitmen bersama.

Komitmen bersama, ada. Karena ada itu ada ketika Anda berpikir ada.

Lebih dari berpikir. Komitmen bersama adalah tanggungjawab diri untuk orang lain, begitu pun sebaliknya.

Tanggungjawab itu perlu. Nihil tanpa tanggungjawab namun berkomitmen bersama.

Salam bersama, kita nyata jika bersama. Aku tak berdaya tanpa bersama.

Ini komitmen untuk tetap bersama. Meski kadang luka tak terduga mengetuk jiwa untuk berlari dari komitmen bersama.

1 komentar:

  1. Bagus juga...visit juga puisi saya yaa...syaair di kertas hitam...klik profil sy untuk mengunjunginya ...suwun hhh😂😂😂😂

    BalasHapus