Selasa, 16 Agustus 2016

Plog - (Cerpen part V) - Tamat

"Guys!!! Makasih banget empat bulan ini gue bisa bener-bener lupain Wipo. Dan cukup Wipo yang gue lupain, kenangan dan persahabatan kita gak akan pernah gue lupain. Janji", Lesya mengacungkan jari kelingkingnya tanda dia berjanji kepada sahabat-sahabatnya.

"Akhirnya, selamat Sya! Lu bebas juga kan dari Wipo. Tapi acara hedon kita gak ada kata bebas, kita harus tetep jaga kehedonan kita buat eksplor Indonesia", ajakku bersemangat.

"Pastinya lah. Selain jadi anak kekinian, kita juga punya tanggungjawab sama negara sebagai guru"

"Masih calon guru, Ur. Baru juga tingkat satu, sabar kali wey!", Putra menyenggol lengan Uur.

"Besok udah mulai libur. Awas aja pada sombong sama gue! Blacklist dari daftar orang yang gue sayang nanti"

"Wuih! Serem bang kece ngancemnya. Kita friend, gak akan sombong kok"

"Nah bener tuh, Lo. Gak ada sombong", Putra menegaskan ucapan Lesya.

Kami berlima saling berlangkulan. Libur semester kedua untuk kami, tentu saja berbeda dengan libur semester pertama. Libur semester lalu, persahabatan kami baru menjadi benih yang dipupuk dengan kasih sayang. Sedangkan semester ini, persahabatan kami mulai tumbuh dengan kepercayaan yang cukup mengikat satu sama lain.
-------
Seminggu pertama libur dari total sembilan minggu, komunikasi kami masih lancar, sangat lancar. Grup chat masih ramai dengan chat-chat tidak bermutu, tidak bermanfaat bahkan berbau hal negatif seperti saling ejek. Tetapi chat tersebut bukan masalah, karena dengan chat saling ejek mampu menetralkan hati agar tidak mudah sakit dengan cemoohan sahabat sendiri. Kadang memakan jatah tidurku dan membuatku mampu begadang dengan chat aneh mereka. Ya mereka, empat orang yang baru satu tahun terakhir ini membuat dampak bahagia yang belum ada tandingannya. Bukan berarti tidak ada orang lain yang membuatku bahagia, karena saat ini aku masih bercerita tentang mereka bukan orang lain.

Memasuki minggu keempat libur mulai terdengar gemericik rindu dari dalam hati. Waktu selalu ada untuk bertemu, tapi tau sendiri bagaimana wacana akan tetap menjadi wacana. Grup chat sepi dan aku lebih sering personal chat dengan Raylo.

"Lo jalan kuy!", chatku malam kemarin.

"Mau kemana sih, Ny? Baru juga sebulan gak ketemu udah kangen aja sama gue hahaha"

"Bukan gitu, gue mau ngajak semua kumpul rada susah. Putra ikut nyokapnya ngajar sekaligus ngelatih kecakapannya jadi guru. Lesya baru mulai sibuk ikut audisi mojang - jajaka Bandung, ketagihan sama Bandung doi sepertinya. Satu lagi Uur, ya ada kesempatan sih buat ngajak dia. Lu ajak coba, Lo"

"Oke gue ajak Uur. Besok atau lusa gue kabarin lagi. Gue tidur duluan, Ny. Besok pagi harus nganter ade gue sekolah. Lu cepet tidur gih, biar gak keterusan kangen gue wkwkwk. Bye!"

"Yayaya, sana dah bang ojek kece tidur, gue belom ngantuk. Bye maksimal yoo!", balasku.
-------
Singkat cerita, lima hari kemudian aku, Raylo dan Uur bertemu. Dan malam hari ini setelah pertemuan siang tadi, aku mengecek kembali kiriman momen di path milikku.

Momen paling atas sudah jelas momen pertemuanku dengan Raylo dan Uur. Lima hari sebelum pertemuanku, momen aku mendengarkan lagu Goyang Dumang dari Cita Citata. Bukan tanpa alasan aku update momen tersebut. Satu alasan yang kuat karena aku sedang merindukan empat orang kawanku yang biasanya dikampus Uur paling semangat menyanyi kalau sudah mendengar lagu tersebut ditambah beragam goyang yang dipadupadankan antara goyanganku, Lesya, Putra dan Raylo. Momen satu bulan sebelum pertemuanku siang tadi yaitu screencapture chat kami, yang isinya jelas, bahkan sangat jelas tidak mencerminkan calon guru PAUD. Mungkin itu kekhilafan karena kedekatan kami yang pada waktu itu tidak bisa digantikan dengan momen lain begitu saja.

Masih banyak momen lain, selain liburan singkat kami di Bandung, yang sulit dijelaskan secara rinci. Bukan sulit karena tak bisa dijelaskan,  ini sulit karena butuh waktu tujuh hari tujuh malam untuk menjelaskannya, atau mungkin lebih dari itu. Dan setiap momen yang aku update di path punya kenangan tersendiri, layaknya blog.

Aku juga punya blog, isinya beberapa tugas kuliah dan curahan hati mahasiswa baru. Berbeda dengan plog, sebutan untuk momen di path yang aku anggap sebagai blog secara tidak langsung. Aku menganggap pathku adalah blog karena setiap momen yang aku update sudah jelas apa yang perlu disampaikan (ini khusus pathku). Seperti, waktunya yang tertera jelas, sedang pergi kemana tertera jelas, pergi dengan siapa tertera jelas dan jika tidur pun tertera jelas dimomen yang ada.

Kembali bercerita tentang malam hari ini karena malam ini sudah semakin larut. Aku tetap menggulirkan layar smartphoneku sampai dimomen empat bulan lalu ketika baru masuk kuliah dan langsung sibuk tugas kunjungan ke beberapa PAUD di Jakarta. Pikiranku mulai kacau. Sudah tidak waras. Karena semakin jauh aku menggulirkan momen yang ada nama mereka, mimik wajahku berubah-ubah. Mulai dari senyum, kemudian berpikir, ketawa sendiri, senyum lagi, begitu seterusnya sampai aku tertidur setelah terlalu jauh menggulirkan layar smartphoneku.
-------
"Hai geng! Rinduuu"

"Selow lah, Put. Besok juga ketemu di kampus. Gak sabar pengen ketemu yang kepilih jadi mojang favorit nih", goda Uur.

"Yoi. Besok pulang ngampus bisa kali ditraktir", timpal Raylo.

"Setuju lah ya kalo ditraktir", jawabku.

"Jang, mojang, kemana woy?", Raylo ngechat digrup mencari kehadiran Lesya yang tak kunjung ada jawabnya.

"Jang, mojang, kemana woy? (2)", aku mengikuti.

"Jang, mojang, kemana woy? (3)", Putra juga mengikuti.

Et dah. Sama semua ngechatnya. Samain juga deh kalo gitu. Jang, mojang, kemana woy? (999)"

"Wah Uur. Semangat amat lu, dari tiga langsung 999, nanti anak murid lu bisa ikut-ikutan ke jalan kesesatan kalo baca chat lu hahaha"

"Hayoloh Uur. Anak muridnya kagak jadi pinter"

"Put! Lo! Selow. Anak murid gue bakal gue didik jadi penerus bangsa yang bener. Gak akan kaya kita, begadang malah ngebahas yang gak baik, parah parah . . . hahaha"

"Halo", singkat chat Lesya.

"Halo juga mojang", balasku cepat.

"Halo Syasya sayang", balas Uur.
"Yoo, Sya", balas Raylo.

"Apa kabar geng? Gue baru bangun. Akhirnya tidur nyenyak juga dikasur sendiri. Besok ngampus jam brp?"

"Halo, Sya. Gue baik kok. Kita sih jam 7 caw. Nanti Uur jemput kita kok, doi baru dikasih roda empat baru", jawab Putra.

"Seriusan?!!!"

"Dih? Bener tuh mobil baru. Gak cerita ke gue, cukup tau gue sih!"

Aku dan Raylo terkejut membaca balasan chat dari Putra.

"He he he", singkat jawab Uur.

"Dah udah. Biar gak penasaran, pada tidur sekarang, biar gak kelamaan tuh nunggu Uur jemput kalian bsk pagi. Bye! Gnight! Buat Lesya, mungkin lu bakal telat tidur, karena lu baru bangun hahaha"

"Bye abang hedon. Gnight semuanya, gue juga tidur yay!", jawabku.
-------
Sesampainya di kampus, keanehan diantara kami makin menjadi. Urat malu diantara kami sepertinya juga sudah putus. Karena ketika sampai di gedung kuliah ada banyak kertas berisikan daftar absen dan jadwal kuliah semester tiga, kemudian yang membuat kami lupa menjadi pemalu sebagai calon guru adalah kami bersorak bersamaan saat melihat daftar absen kami satu kelas.

Misi hedon disemester tiga dijanjikan akan terus berlanjut, tapi mungkinkah? Tentu saja mungkin, jika kami tetap memegang teguh tanggungjawab untuk menepati janji kami bersama. Dan aku, tentu saja menjanjikan akan meneruskan plogku, khusunya untuk kenangan dan kesenangan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar