Selasa, 05 Januari 2016

Liburnya Anak Rantau (Chapter 2)

Pulang ke daerah asal. Pulang ke Bogor. Yang pasti pulang ke rumah. Aku pulang karena aku sedang libur.

Libur?
Aku kira awalnya akan sebahagia yang aku bayangkan. Aku kira awalnya akan seasik yang aku bayangkan. Bahkan aku kira awalnya akan menjadi libur yang dilalui dengan liburan menyenangkan.

Tapi nyatanya.
Libur itu gak bahagia-bahagia banget. Karena libur hanya sekedar libur. Ketika bahagia yang aku harapkan bahwa libur itu berbagi dengan alam, entah itu curug, danau, atau sekedar melihat kebun teh. Tapi ternyata, libur yang aku jalani hanya libur dimana aku berbagi dengan alam yang lain, yap alam bawah sadar ku sendiri; sebut saja tidur.

Libur itu gak asik-asik banget. Karena libur hanya sekedar libur. Ketika asik yang aku harapkan bahwa libur itu berbagi cerita dengan teman, entah cerita pribadinya, cerita di kampusnya, atau sekedar cerita hal-hal gak penting asalkan bisa sambil ketemu. Tapi ternyata, libur yang aku jalani hanya libur dimana aku berpura-pura asik dengan kelakuan manja adikku yang selalu ngajak aku main bersamanya, seperti main congklak, kartu uno bahkan bermain macam-macam tepuk yang ia dapat di sekolahnya.

Dan, libur itu gak berarti liburan. Karena libur hanya sekedar libur. Ketika liburan yang aku harapkan bisa bahagia dengan mengunjungi berbagai wisata alam diikuti asiknya mengunjungi wisata alam tersebut bersama teman. Tapi ternyata, libur yang aku jalani hanya libur dimana aku berbagi dengan alam bawah sadarku diikuti dengan gangguan manja dari adikku.

Hari ini adalah hari ke 7 setelah aku libur semester ganjil. Memang aku pergi, memang aku gak dirumah terus, tapi itu semua karena acara keluarga.

Lalu, dimana semua temanku ketika aku mencari mereka? Dimana semua temanku ketika aku butuh mereka? Dan dimana semua temanku ketika aku menyediakan waktu khusus untuk mereka?

Padahal ketika aku sedang diperantauan, mereka yang selalu bertanya, kapan pulang? Mereka yang selalu ngedumel dengan ucapannya, kalau pulang ke bojong bilang-bilang kek rap. Mereka yang selalu ngajak kesana kesini ketika aku lagi gak di rumah. Mereka yang selalu mengucap rindu ketika aku lama gak bertemu dengan mereka. Mereka yang selalu nyari aku atau bahkan butuh aku ketika aku sudah ada janji dengan orang lain atau aku sudah ada rencana keluarga terlebih dahulu.

Nyatanya. Semua temanku ada ketika aku sedang jauh dari mereka. Semua temanku ada ketika aku sudah lelah untuk mencari mereka. Dan semua temanku muncul secara tiba-tiba ketika waktu libur ku sudah habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar